Pebasket Miami Heat LeBron James mengangkat tropi Larry O'Brien setelah timnya memenangkan kejuaraan dalam Game 5 final bola basket NBA berhadapan dengan Oklahoma City Thunder di Miami, Florida, Amerika Serikat, Kamis (21/6) waktu setempat. REUTERS/Mike Segar
TEMPO.CO, Miami - LeBron James merasa apa yang dialaminya seperti mimpi yang menjadi nyata. James adalah pemain terbaik Final NBA, setelah mengantarkan Miami Heat juara NBA musim 2011/2012.
James menyumbang 26 poin, 11 rebounds, dan 13 assists, sehingga Heat menang 121-106 atas Oklahoma City Thunder pada pertandingan final kelima di American Airlines Arena, Jumat, 22 Juni 2012. Kemenangan ini sekaligus menyudahi pertarungan final dengan kedudukan 4-1.
"Saya memimpikan kesempatan dan momen ini sudah lama, dan mimpi saya menjadi kenyataan sekarang. Ini adalah perasaan terindah yang pernah kumiliki," kata James. "Inilah waktunya."
Pemain berjulukan King James, 27 tahun, ini melompat-lompat kegirangan. Ia mengangkat kedua tangannya dan berteriak merayakan kemenangan timnya di Arena American Airlines. Kemudian ia memeluk teman-teman setimnya bergantian. Tak lupa, ia juga memeluk pelatihnya, Erik Spoelstra.
James pernah mencapai final NBA 2006/2007 ketika berkostum Cleveland Cavaliers. Ketika itu, James gagal meraih juara karena timnya ditaklukkan San Antonio Spurs 4-0. Keinginan yang kuat untuk meraih gelar juara NBA dalam kariernya mendorongnya hijrah ke Miami Heat, bergabung dengan Dwyane Wade dan Chris Bosh. Prestasi yang diraihnya di musim ini membuktikan pilihannya tak salah.
“Gelar ini adalah segalanya. Saya membuat keputusan sulit ketika meninggalkan Cleveland Cavaliers, tapi saya tahu kami memiliki masa depan cerah di Miami,” kata James.
Penampilan dua rekan setimnya, Wade dan Bosh, tak kalah memukau. Bosh menyumbang 24 poin, sedangkan Wade berkontribusi 20 poin. Heat juga beruntung memiliki Miller yang mencetak tujuh lemparan tiga poin dengan total sumbangan 23 angka.