Salah satu pemain tinju terpukul dan keluar dari salah satu pagar ring saat pertandingan tinju amatir di kawasan Monas Pintu Barat, Patung Kuda, Jakarta, (31/03). Dinas Perhubungan DKI Jakarta menggelar pertandingan tinju amatir yang diadakan 15 partai dengan minimal berat 25 kilogram sampai 70 kilogram untuk mencetak bibit-bibit petinju yang ada di DKI. TEMPO/Dasril Rozandi
TEMPO.CO, Jakarta -Sekretaris Jenderal Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina), Martinez Dos Santos, membenarkan bila Marangin Marbun adalah atlet tinju nasional. Namun, Maringin tercatat sebagai petinju profesional dan bukan berada di bawah naungan Pertina.
"Dia memang pernah menjadi juara nasional," ucap Martinez saat dihubungi, Sabtu,30 November 2013. Menurut Martinez, Marangin yang bergabung bersama sasana Cah Sragen di kawasan Tangerang dikenal sebagai petinju dengan teknik yang bagus. Tak mengherankan bila ia sempat menjadi juara nasional kelas bulu junior. Namun, Martinez tak mengetahui rekam jejak pertandingan Marangin di kancah tinju profesional.
Ihwal dugaan keterlibatan Marangin dengan aksi pencurian, Martinez terkejut dan menyayangkan langkah polisi yang mengambil tindakan represif dengan cara menembak. Pasalnya, sosok Marangin dikenal baik di kalangan para petinju profesional. "Sulit dipercaya dia bisa terlibat tindakan itu karena orangnya baik," ucap Martinez.
Kepolisian Resor Metro Kota Tangerang menembak Marangin Marbun, 27 tahun di Jalan Raya KH Hasyim Ashari, Cipondoh, Tangerang, Sabtu dinihari, 30 November 2013. Marbun langsung tewas setelah satu butir peluru panas bersarang dibagian kepalanya. Menurut Kapolres Metropolitan Tangerang Komisaris Riad, Maringin terlibat dalam aksi pencurian sepeda motor. ADITYA BUDIMAN