TEMPO.CO, Jakarta - Sebagai usaha lobi agar cabang olahraga paralayang dipertandingkan pada perhelatan SEA Games Ke-27 di Myanmar, 11-22 Desember 2013, Pengurus Besar Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (PB FASI) memberikan pelatihan gratis paralayang kepada Myanmar.
Menurut Sekretaris Jenderal PB FASI, Marsekal Pertama Khoirul Arifin, alasan Myanmar menolak mempertandingkan paralayang adalah karena mereka tidak memiliki atlet. Karena itu, pelatihan gratis untuk mereka diharapkan bisa menjadi solusi
“Lobi kita sudah mencapai 80 persen," kata Khoirul kepada wartawan di Jakarta, Jumat, 12 Oktober 2012. Ia mengatakan bahwa atlet-atlet Myanmar akan dibawa ke Indonesia untuk dilatih. Hingga saat ini, lobi terus dilakukan. Pada Desember 2012, ujar Khoirul, keputusan akan diambil.
Khoirul berharap negara-negara lain mendukung agar cabang olahraga paralayang bisa dipertandingkan. Ia juga optimistis mendapat dukungan lantaran negara-negara ASEAN telah membentuk komunitas aerosport Asia Tenggara. Komunitas itu bernama South East Asia Aerosport Federation (SEAAF). "Indonesia merupakan sentra pelatihan paralayang," kata Khoirul.
Dalam SEA Games 2011, paralayang merupakan cabang olahraga yang menyumbang medali paling banyak bagi Indonesia. Cabang paralayang menyumbangkan 11 medali emas, 4 perak, dan 6 perunggu. Sebelas medali emas itu disumbangkan antara lain oleh Lis Andriana, atlet asal Kutai Barat, Kalimantan Timur.
Sayangnya, berdasarkan keputusan dalam rapat SEA Games Federation di Naypyidaw, Myanmar, 14 Juli 2012 lalu, paralayang tidak termasuk dalam 28 cabang olahraga yang dipertandingkan. Selain paralayang, cabang andalan Indonesia lainnya yang tak dipertandingkan adalah sepatu roda dan panjat tebing.
GADI MAKITAN
Berita terpopuler lainnya:
Nocerino: Milan Harus Pulihkan Mental
Prandelli Minta Italia Tak Remehkan Armenia
De Boer: di MU, Van Persie Bakal Jadi Pemain Top
Futsal Papua Bungkam Jawa Tengah di Final
Edgar Davids Merapat ke Klub Divisi Empat Inggris
Ivanovic Maju ke Perempat Final Turnamen Linz