TEMPO.CO, Jakarta - Daud Yordan ingin berbulan madu dengan sabuk juara dunia kelas ringan versi Organisasi Tinju Internasional, IBO, yang dia raih, Sabtu lalu di Perth. "Sebagai juara dunia, Daud memiliki opsi memilih lawan," kata Damianus Yordan, kakak sekaligus pelatihnya, Rabu, 10 Juli 2013. "Kalau bisa, kami mencari lawan yang tidak begitu kuat dulu."
Damianus memilih calon lawan yang berada di luar sepuluh besar peringkat dunia IBO untuk memperbesar kemungkinan kemenangan. "Ingin menikmati sabuk juara dunia dulu lah, sebelum akhirnya nanti menjalani pertarungan wajib," kata Damianus.
Kelas ringan sesak oleh petinju papan atas. Dari situs IBO, penantang urutan pertama adalah Yuriorkis Gamboa asal Kuba. Juara versi Asosiasi Tinju Dunia, WBA, ini memiliki rekor menakutkan, 23 menang dengan 16 Knock Out, tanpa kalah. Di bawahnya ada Antonio DeMarco dari Meksiko yang memegang sabuk kelas ringan versi Badan Tinju Dunia, WBC.
Menurut Damianus, Daud masih harus menyesuaikan diri dengan berat barunya. Menghadapi Daniel Brizuela dari Argentina Sabtu lalu merupakan pertandingan perdananya di kelas ringan, 61,2 kilogram, setelah bertahun-tahun bermain di kelas bulu, 57,1 kilogram. "Itu keinginan pribadi saya, tapi belum dibicarakan pada manajemen," katanya.
Daud, 26 tahun, sudah meninggalkan Jakarta untuk kembali ke keluarga dan kampung halamannya di Sukadana, Kalimantan Barat. Dia menolak membicarakan rencana pertandingan berikutnya dengan alasan pemulihan kondisi pasca-pertandingan. "Seminggu ini, saya ingin istirahat dulu dan memulihkan cedera," kata Cino, nama julukannya.
ARIE FIRDAUS