TEMPO.CO, Jakarta - Panita Seleksi membutuhkan waktu sepekan untuk menilai hasil uji kelayakan dan kepatutan calon Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Pada Selasa pekan depan, ketujuh panitia seleksi akan kembali membahas hasil penilaiannya.
K.I Nugroho, anggota tim seleksi mengatakan, pertemuan bertujuan membuat rangking kepada masing-masing calon ketua Satlak. Tiga calon yang mendapat rangking tertinggi akan diserahkan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, "Dari situ beliau akan memilih yang mana yang terbaik," katanya.
Satlak Prima adalah lembaga yang dibentuk pemerintah untuk menciptakan atlet berprestasi di tingkat nasional dan Internasional. Pemerintah mereformasi lembaga ini setelah perolehan emas di SEA Games Singapura 2015 meleset dari target.
Indonesia sebelumnya bermimpi menjadi runnerup SEA Games namun berakhir di urutan ke lima. Bahkan melorot setingkat dari SEA Games 2013. Satlak dianggap bertanggungjawab pada prestasi tersebut.
Uji kelayakan diikuti Suwarno, ketua Satlak Prima saat ini. Kemudian Ahmad Sucipto, Lukman Niode, Richard Sam Bera, Anton Subowo, Mulyana, serta Sadik Algadri. Masing-masing memberi janji perbaikan manajemen dan koordinasi Satlak.
Tono Suratman, ketua tim seleksi memperkirakan ketua Satlak Prima terpilih bisa diumumkan awal September. Itu lantaran mereka akan segera mengemban tugas mengawasi persiapan tiga kejuaraan internasional yang bakal segera dihelat yakni Olimpiade Brasil 2016, SEA Games Malaysia 2017, serta Asian Games Indonesia 2018.
Tono yang tak lain Ketua Komite Olimpiade Nasional Indonesia (KONI) tersebut berharap hasil seleksi yang baru kali pertama digelar ini melahirkan sosok pimpinan yang tepat untuk Satlak Prima. Sehingga atlet tanah air yang mengikuti tiga kejuaraan itu membawa prestasi yang maksimal. "Adapun yang tidak terpilih akan tetap mendapatkan tempat sebagai bentuk regenerasi," katanya.
TRI SUHARMAN