TEMPO.CO, Padang - Lomba balap sepeda internasional Tour de Singkarak resmi digelar. Ratusan pembalap dari 21 tim mulai mengayuh sepedanya pada etape pertama, Sabtu, 3 Oktober 2015.
Pada etape pertama ini, sebanyak 131 pembalap start dari Pantai Carocok, Kabupaten Pesisir Selatan, menuju Pantai Gondoria, Kota Pariaman. Mereka harus menempuh jarak 163 kilometer.
Pembalap dari berbagai negara itu melewati Terminal Sago, Tarusan, Bayang, Sawah Liek, dan Boras. Lalu pembalap mulai masuk Kota Padang dengan melewati Teluk Kabung, Bungus, Teluk Bayur, Simpang Kandang, Jalan Sudirman, dan Jalan Adinegoro.
Kemudian masuk Kabupaten Padang Pariaman dengan melintasi Pasar Usang, Pasar Lubuk Alung, Pasar Sicincin, Simpang Jagung, By Pass, Jalan W.R. Supratman, Jalan Imam Bonjol, Pasar Pariaman, Pantai Kata, dan finis di Pantai Gondoria, Kota Pariaman.
Pada etape ini, ada tiga titik sprint untuk memperebutkan jaket hijau atau Green Jersey, jaket yang menunjukkan pembalap sebagai pemimpin poin secara keseluruhan. Yaitu di Kilometer 23, tepatnya di Tarusan; Kilometer 77,5 di Jalan Sudirman, Padang; dan Kilometer 110, atau tepatnya di Pasar Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman.
Pembalap juga akan memperebutkan jaket totol-totol atau Polkadot Jersey, jaket yang menandakan seorang pembalap adalah yang terbaik dalam menaklukkan tanjakan, dengan melewati tanjakan atau King of Mountain. Ada dua tanjakan dengan level 1 dan 2, yaitu di Kilometer 48,5 atau di Batar Gerbang dan Kilometer 64 atau di kawasan Mercusuar.
Chairman Tour de Singkarak Sapta Nirwandar mengatakan Tour de Singkarak ini merupakan ajang balap sepeda internasional yang memiliki penonton terbanyak. "Selalu meriah, di lokasi start dan finis, termasuk di rute-rute yang dilalui pembalap," ujarnya, Sabtu, 3 Oktober 2015.
Selain itu, kata Sapta, Tour de Singkarak merupakan salah satu bentuk upaya mempromosikan Sumatera Barat. Memadukan antara olahraga dan wisata atau sport tourism. Dia berharap ajang ini dapat memacu pembangunan infrastruktur daerah dan membuka akses investasi.
Menurut dia, secara bertahap, kegiatan ini telah melahirkan dampak multiplier ekonomi. Antara lain bagi perhotelan, transportasi, kuliner dan kerajinan, serta tujuan wisata. "Bagi masyarakat Sumatera Barat sendiri, mega-event ini akan memberikan dampak positif bagi beragam sektor di sekitar wilayah yang masuk rute Tour de Singkarak," katanya.
Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Personal Kementerian Pariwisata Raseno Arya mengatakan Tour de Singkarak tahun ini diikuti banyak tim yang berpengalaman dalam lomba balap sepeda internasional. Di antaranya Track Team Astana. Tim asal Kazakstan ini pernah mengikuti Tour de France.
Tour de Singkarak telah masuk kalender Union Cyclist International (UCI) dan Amaury Sport Organization (ASO). Menurut data yang mereka miliki, Tour de Singkarak menjadi salah satu ajang balap sepeda dengan penonton terbanyak.
ANDRI EL FARUQI