MotoGP: Serang Marquez, Rossi Mainkan Perang Urat Syaraf?
Reporter: Tempo.co
Editor: Febriyan
Sabtu, 24 Oktober 2015 05:44 WIB
Pembalap Valentino Rossi (kanan), berbicara dengan kepala kru Silvano Galbusera sebelum sesi kualifikasi moto GP Australia di Phillip Island, Australia, 17 Oktober 2015. Rossi tercecer di posisi start ketujuh. AP/Rob Griffith
Iklan
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta:Pembalap tim Repsol Honda, Marc Marquez mengaku tak tahu apakah serangan yang dilakukan pembalap tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi, terhadap dirinya merupakan strategi urat syaraf. Dia mengatakan tak mau terlibat dalam pertarungan antara Rossi dengan Jorge Lorenzo dalam memperebutkan gelar juara dunia MotoGP 2015.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Apakah itu sebuah strategi baru?" ujarnya sambil tersenyum usai sesi latihan bebas MotoGP Malaysia, Jumat. "Saya sangat terkejut dengan serangan itu karena di Phillip Island saya memenangkan lomba dengan lap terakhir yang sangat luar biasa. Saya mengambil resiko untuk menyalip Lorenzo di tikungan menurun setelah trek lurus pankang, itu selalu sulit untuk dilakukan," lanjutnya.

Rossi menuding Marquez telah membantu Jorge Lorenzo pada balapan seri MotoGP Australia di sirkuit Phillip Island akhir pekan lalu. Marquez berhasil menang setelah menyalip Lorenzo di putaran akhir. Namun, sebelum menyalip Lorenzo, Rossi menuding Marquez menahannya agar tetap berada di belakang pembalap Ducatti, Andrea Ianonne. Rossi pun harus puas finish di posisi keempat.

Hasil itu memangkas keunggulan Rossi dari 18 angka menjadi 11 angka saja. Dengan dua seri tersisa, selisih ini tentu saja masih belum aman bagi Rossi yang bersiap menyambut gelar juara dunia kesepuluhnya.

Rossi juga menuding Marquez memiliki dendam pribadi karena insiden di MotoGP Argentina dan MotoGP Belanda. Di MotoGP Argentina, Marquez terjatuh setelah ban depan motornya disenggol ban belakang Rossi saat akan menikung.

Marquez membantah semua tudingan itu meskipun mengaku sengaja memperlambat laju motor RC231V tunggangannya. Dia mengaku hal itu dilakukan untuk menghemat ban depannya. Dia juga membantah bahwa dirinya memiliki dendam pribadi terhadap Rossi. Karena itu, dia menganggap tudingan itu meluncur karena Rossi sedang dalam tekanan berat untuk menggapai gelar juara dunia kesepuluhnya.

“Jika anda Valentino, Jorge, Marc ataupun Dani Pedrosa, ketika anda berjuang demi gelar juara dunia dengan dua balapan tersisa dan jarak 11 angka, semua orang akan merasakan tekanan yang sama," ujarnya.

Dia juga menyatakan tak ingin menari diatas tabuhan genderang perang orang lain. Menurut dia, Rossi saat ini perlu kembali berkonsentrasi kepada Lorenzo dan bukan kepada dirinya.

"Saya menghormati dia dan mungkin ini adalah strategi baru. Saya tidak tahu. Hanya Valentino yang tahu soal ini. Tetapi dia harus mengalahkan Lorenzo di lintasan dan saya pikir Valentino cukup kuat untuk melakukan itu," ujar si bayi alien, julukan Marquez.

CRASH|FEBRIYAN

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi