Sisi Gelap Valentino Rossi Dibedah, Kesimpulannya Menohok  
Reporter: Tempo.co
Editor: Nurdin Saleh TNR
Kamis, 29 Oktober 2015 13:34 WIB
Valentino Rossi (kiri) dan Marc Marquez bersaing merebutkan posisi ketiga dalam MotoGP Malaysia, di Sepang, 25 Oktober 2015. Rossi diduga menendang motor Marquez dengan lututnya di lap ke-13. Youtube.com
Iklan
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah gegap gempita pemberitaan soal insiden Valentino Rossi dan Marc Marquez di ajang MotoGP, media Australia The Roar, mengeluarkan tulisan yang sedikit berbeda. Media yang khusus menampung analisis dari pakar dan jurnalis olahraga itu antara lain menurunkan tulisan tentang Rossi dengan judul Kenapa Sisi Gelap Valentino Rossi Harusnya Tak Mengejutkan Kita. Ini adalah tulisan karya Adrian Musolino, editor majalah V8X.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam tulisan itu, Musolino mengawali dengan kalimat yang cukup provokatif. "Sukses Valentino Rossi dibangun tak hanya dengan bakat alamnya yang luar biasa dalam memacu sepeda motor, tapi juga permainan game psikologis untuk mempengaruhi lawan," tulisnya. Ia lantas memaparkan bahwa di awal keikutsertaannya di kelas premium, Rossi sudah melakukan aksi risak (bully) terharap dua rivalnya, Max Biaggi dan Sete Gibernau, baik di dalam atau di luar lintasan. "Hal itu menyebabkan keduanya gagal merebut gelar MotoGP dan menghancurkan mereka secara komprehensif, bahkan karier mereka akhirnya berakhir dengan prematur." (Baca: Hukuman Rossi Terlalu Ringan? Ini Jawaban Direktur MotoGP)

Generasi berikutnya, justru dinilai relatif mampu menghadapi jurus-jurus Rossi, terutama saat dominasinya selama lima tahun nyaris berakhir pada 2006. Casey Stoner menjadi juara pada 2007, sedangkan menanjaknya Jorge Lorenzo memaksa Rossi hengkang ke Ducati, yang kemudian berujung dengan dua tahun yang suram bersama pabrikan Italia itu.

Bahkan ketika kembali ke Yamaha, peluang dia untuk merebut gelar MotoGP ketujuhnya seperti masih jauh. Lorenzo sudah mapan di tim itu, dan kedatangan sensasi baru Marc Marquez seperti menandakan terjadinya perubahan generasi sekaligus membuat Rossi terlihat tua dan lambat.  (Lihat video Insiden Sepang, Rossi Bersalah?)

Jadi, enam tahun setelah gelar terakhir, Rossi kembali mendapat peluang baru. Tapi ia melihat Marquez dan Lorenzo jadi pesaing yang serius. Marquez dan Rossi terlibat beberapa insiden yang kemudian memanas di Phillip Island. Rossi menuding pembalap Spanyol itu membantu Lorenzo, yang juga berasal dari negara sama, dengan cara menghalang-halangi laju sepeda motornya.

Artikel Menarik:Nasib Sial Mourinho Karena Dua Wanita Cantik? Mourinho Terseruduk Kambing Hitamnya Sendiri

Di masa lalu, tudingan seperti itu akan membuat lawannya gemetar. "Tapi, Marquez, mengendarai sepeda motor sendiri dan terancam kehilangan gelar juara yang dua musim sebelumnya dia rebut, tak begitu saja menerima sengatan Rossi itu," kata Musolino.

Di Sepang, Marquez akhirnya berlomba dengan tujuan untuk membuat Rossi tertinggal. Ada soal sportivitas yang terlibat, tapi Marquez tak punya alasan untuk membantu Rossi. Apalagi dengan tudingan Rossi sebelum lomba. Rossi kehilangan ketenangannya dan akhirnya meledak setelah membuat Marquez jatuh.

"Kini Rossi menghadapi tantangan monumental di lomba terakhir di Valencia, saat dia harus berlomba dari posisi terakhir dan Lorenzo memiliki peluang emas merebut gelar di tikungan terakhir," tulis Musolino. "Rossi tak hanya akan kehilangan gelar 2015, tapi juga rasa hormat dari banyak penggemar MotoGP dengan pelanggarannya pada Marquez." (Baca: Lupakan Insiden Rossi, Apa yang Dilakukan Marquez?)

Musolino menyimpulkan, sikap Rossi itu juga jadi sisi gelap yang juga dimiliki para pembalap hebat sebelumnya, seperti Ayrton Senna, Alain Prost, dan Michael Schumacher. Sikap itu adalah cerminan mentalitas ingin menang dengan segala cara. "Mantan pembalap MotoGP Marco Melandri sekali waktu mengatakan Rossi adalah kawanmu hingga kamu mengalahkan dia. Marquez menemukan kebenarannya dengan cara keras, bersamaan dengan kenyataan bahwa Rossi harus mengakui kehilangan dominasinya."

THE ROAR | NS

 Artikel Menarik: Nasib Sial Mourinho Karena Dua Wanita Cantik? Mourinho Terseruduk Kambing Hitamnya Sendiri

Iklan

 

 

 

BERITA TERKAIT


Rekomendasi