Proyeksi 2018: Beban Berat Wujudkan Target 10 Besar Asian Games
Reporter
Egi Adyatama
Editor
Nurdin Saleh
Rabu, 27 Desember 2017 21:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Target besar menanti Indonesia dalam Asian Games 2018 mendatang. Bertindak sebagai tuan rumah, pemerintah menargetkan Indonesia mampu lolos ke peringkat akhir 10 besar Asia.
Lewat Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang Ketua Dewan Pengarah Asian Games 2018, pemerintah meminta turnamen multi event ini bisa sukses secara prestasi, administrasi, dan penyelenggaraan.
"Ya, pokoknya kita ingin mencapai 10 besar, itu target. Kalau mau pasti nanti, justru itulah latihan dipercepat, dikirim ke luar negeri atlet-atlet yang penting," ujar Kalla.
Asian Games 2018 akan menggelar 40 cabang olahraga dengan 462 nomor pertandingan. Di Jakarta, lokasi akan tersebar di empat titik, termasuk Gelora Bung Karno dan Velodrome Rawamangun, yang masih dalam tahap pembangunan. Asian Games 2018 juga akan mempertandingkan satu cabang olahraga baru, yakni roller sport, dengan dua nomor pertandingan, roller skate dan skateboard.
Dengan jumlah itu, pemerintah menargetkan kontingen Indonesia setidaknya bisa meraih 20 emas. Meski begitu, hingga saat ini, Kementerian Pemuda dan Olahraga masih belum dapat memastikan dari cabang olahraga mana saja potensi medali bisa diraih.
Target ini tentu bukan main-main. Merujuk pada prestasi dalam Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, Indonesia hanya finis di peringkat ke-17. Saat itu, Indonesia meraih 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu. Sedangkan dalam SEA Games 2017, Indonesia hanya mampu finis di peringkat kelima.
Pemerintah pun langsung berbenah. Pasalnya, SEA Games 2017 lalu dijadikan patokan awal sejauh mana prestasi olahraga Indonesia dan peningkatannya, tapi justru peringkat Indonesia merosot.
Satlak Prima Dibubarkan
Kegagalan memenuhi target dalam SEA Games 2017 di Kuala Lumpur Malaysia membuat pemerintah berbenah. Salah satu faktor yang dituding menjadi penghambat prestasi atlet adalah panjangnya birokrasi dari pemerintah kepada setiap cabang olahraga.
Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) merupakan badan di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga, yang menjadi penghubung antara pemerintah dan cabang olahraga. Satlak Prima menjadi medium bagi atlet-atlet berpotensi peraih medali untuk mendapatkan high performance program. Namun belakangan posisi mereka justru dinilai sebagai perpanjangan alur birokrasi.
Pada 18 Oktober, Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga. Terbitnya peraturan itu memastikan Satlak Prima dibubarkan. Dengan hal ini, setiap cabang olahraga pun dipersilakan mengajukan proposal program dan atlet-atlet andalannya sendiri langsung ke Kementerian.
Batas akhir pengajuan proposal setiap cabang olahraga adalah pada Desember 2017. Dari proposal itu pula, pemerintah dapat menentukan cabang mana yang berpotensi medali dan menjadi prioritas untuk persiapan pelatnas mulai Januari 2018 mendatang.
Penunjukan Wakapolri Jadi Ketua Kontingen
Pada akhir 2017, Wakapolri Komisaris Jenderal Syafruddin ditunjuk sebagai Ketua Kontingen atau Chief de Mission (CDM) Indonesia untuk Asian Games 2018. Penunjukan ini didasarkan pada kebutuhan kontingen Indonesia karena lokasi turnamen ada di dua kota, yakni Jakarta dan Palembang.
"Hal itu membutuhkan koordinasi, konsolidasi, dan percepatan penyerapan anggaran untuk akomodasi, uang saku, dan peralatan demi pencapaian prestasi," kata Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Imam mengatakan Wakapolri juga mempunyai sumber daya manusia, baik di Palembang maupun Jakarta, yang dapat membantu tugas-tugas konsolidasi terkait dengan CDM Kontingen Indonesia dalam Asian Games. Dengan latar belakang mantan Dewan Pembina Persatuan Muaythai Indonesia, Syafruddin pun dinilai paling pas mengisi jabatan CDM.
Syafruddin sendiri mengaku siap mengemban jabatan ini. "Orientasinya prestasi, tentu medali emas, 20 medali emas," ucapnya.
Lebih lanjut, Wakapolri menambahkan, untuk mencapai target itu, ia akan mengkoordinasikan semua pengurus besar 40 cabang olahraga dalam Asian Games 2018 tentang kesiapan pelatihan nasional, kesiapan atlet, dan semua komponen pendukung, terutama kesiapan fisik dan mental atlet untuk bertanding.
Test Event jadi Tolak Ukur dan Persiapan Lokasi
Indonesia sudah mulai bersiap menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Beberapa venue, yang telah selesai renovasi atau dibangun ulang, sudah mulai digunakan. Venue itu langsung digunakan untuk menggelar test event Road to Asian Games. Pada November-Desember 2017, dua test event digelar di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Dua cabang olahraga itu adalah basket 3 x 3 dan akuatik, yang digelar di Stadion Akuatik.
Selain menjadi ajang persiapan bagi para atlet, test event ini sekaligus menjadi uji coba venue dan panitia pelaksana setiap pertandingan. Di setiap pertandingan, technical delegate dari Komite Olahraga Asia datang langsung mengawasi dan menilai persiapan Indonesia.
Test event multi-cabang baru akan digelar pada 8-18 Februari 2018 mendatang di Jakarta. Test event itu akan mempertandingkan sembilan cabang olahraga, yakni sepakbola, panahan, tinju, angkat besi, voli indoor, basket, atletik, pencak silat, dan taekwondo. "Ini challenge untuk panitia pusat, untuk kita trial sembilan cabang olahraga," kata Ketua Panitia Pelaksana Asian Games (INASGOC) 2018 Erick Thohir.