Polemik Audisi Djarum, KPAI : Promosi Tingkatkan Perokok Pemula

Senin, 9 September 2019 20:51 WIB

Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty (kanan), memberikan keterangan kepada wartawan mengenai proses Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019 PB Djarum di Purowkerto, usai melakukan pertemuan dengan Pemkab Banyumas di Pendopo Bupati Banyumas, Jateng, Senin 9 September 2019. KPAI masih menemukan logo Djarum yang dianggap merupakan unsur eksploitasi anak terselubung pada audisi di Purwokerto, sedangkan pihak Pemkab Banyumas menyatakan sudah tidak ditemukan unsur eksploitasi anak pada audisi tersebut, sehingga masih bisa dilanjutkan. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria

TEMPO.CO, Jakarta- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menjelaskan sikap tegasnya melarang pemakaian logo rokok pada anak di Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis 2019. Komisioner KPAI Sitti Hikmawatty mengatakan dari hasil riset ada kenaikan perokok pemula dari usia anak.

Sitti menjelaskan dari hasil riset Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013, jumlah anak menjadi perokok pemula sekitar 7,2 persen. Jumlah itu meningkat menjadi 9,1 persen pada Riskesdas tahun 2018. "Padahal di RPJMN 2019 ditargetkan jumlah prevalensi perokok pemula turun menjadi 5,4 persen," ujar Sitti kepada Tempo, Senin, 9 September 2019.

Menurut dia, bertambahnya jumlah perokok pemula itu akibat promosi rokok yang masih masif termasuk kepada anak. Sitti menilai salah satu promosi rokok ialah yang dikemas dalam beasiswa, yakni audisi badminton Djarum yang diadakan Djarum Foundation.

"Tubuh anak dijadikan tempat promosi gratis dengan memasang logo Djarum. Bahkan setelah ditegur pun masih menggunakan logo Djarum pada nomor punggung anak-anak pada audisi di Purwokerto," sebut Sitti.

Ia menyatakan KPAI melakukan survei di 28 provinsi dan menanyakan jika mendengar kata Djarum misalnya, apa yang ada dalam benak anak-anak. Sebanyak satu persen anak-anak mengasosiasikan kata Djarum sebagai alat menjahit. Mantan tim kesehatan kontingen Indonesia di SEA Games Chiang Mai 1995 ini mengatakan 31 persen anak menyebut Djarum sebagai audisi umum beasiswa bulu tangkis. "Sisanya 68 persen anak mengatakan Djarum adalah rokok," ungkap dia.

Advertising
Advertising

Untuk Audisi Beasiswa Bulu Tangkis, kata Sitti, telah dibahas pada rapat di Kemenpolhukam bersama Djarum Foundation. Ia menyebutkan pada rapat itu membagi beberapa kategori seleksi atlet yakni terbuka maupun tertutup.

Ada pula yang disiarkan dan tidak disiarkan. "Sudah dibahas dalam rapat dengan Kemenkopolhukam bahwa akan diubah format seleksinya," ujar Sitti.

Pertemuan di Kemenpolhukam berlangsung pada tanggal 4 September 2019. Hadir pula Kementerian Pemuda dan Olah raga yang ingin merangkul unsur swasta dalam pembinaan atlet. "Tetapi tidak melanggar aturan yang sudah ada," kata Sitti.

Sebelumnya, Djarum Foundation menyatakan akan menghentikan Audisi Umum Beasiswa Bulu Tangkis. Direktur Program Bakti Olahraga Djarum Foundation, Yoppy Rosimin, mengatakan audisi badminton PB Djarum pada 2019 menjadi yang terakhir kalinya digelar.

IRSYAN HASYIM

Berita terkait

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

25 hari lalu

Manfaatkan Libur Idul Fitri untuk Pengasuhan Maksimal Anak

KPAI meminta orang tua memanfaatkan momen libur Idul Fitri untuk memaksimalkan peran pengasuhan yang terbaik bagi anak.

Baca Selengkapnya

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

48 hari lalu

Cegah Perang Sarung dengan Mendorong Partisipasi Anak di Kegiatan Ramadan

KPAI menyarankan partisipasi anak dalam berbagai kegiatan Ramadan demi mencegah terjadinya kekerasan yang melibatkan anak, seperti perang sarung.

Baca Selengkapnya

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

50 hari lalu

Marak Perang Sarung, KPAI Imbau Pesantren hingga Ormas Bantu Arahkan Kegiatan Anak selama Ramadan

KPAI mengimbau pelbagai lembaga keagamaan, seperti pesantren, lembaga zakat, dan ormas Islam, membantu mengarahkan kegiatan anak selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

55 hari lalu

KPAI Terima 141 Aduan Kekerasan Anak Sepanjang Awal 2024, 35 Persen Terjadi di Sekolah

Sepanjang awal 2024, KPAI mencatat ada 46 kasus anak mengakhiri hidup akibat kekerasan anak, yang hampir separuhnya terjadi di satuan pendidikan.

Baca Selengkapnya

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

55 hari lalu

Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

57 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, KPAI Harap Proses Hukum Tetap Berjalan

Polisi tetapkan ibu kandung bunuh anaknya sendiri di Bekasi sebagai tersangka. KPAI mengambil tindakan cepat.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

57 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan

Baca Selengkapnya

Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

1 Maret 2024

Reaksi Kemenag, KPAI, dan PPPA soal Kasus Dugaan Penganiayaan Santri di Kediri

Kasus dugaan penganiayaan santri di sebuah pondok pesantren di Kediri, Jawa Timur, menuai reaksi dari Kemenag, KPAI, dan PPPA. Apa reaksi mereka?

Baca Selengkapnya

KPAI Akan Lakukan Pengawasan ke Kediri untuk Pastikan Pemenuhan Hak Keluarga Korban Santri yang Tewas Dianiaya Temannya

29 Februari 2024

KPAI Akan Lakukan Pengawasan ke Kediri untuk Pastikan Pemenuhan Hak Keluarga Korban Santri yang Tewas Dianiaya Temannya

KPAI akan melakukan pengawasan ke Kediri bersama tim untuk memastikan perlindungan dan pemenuhan hak anak dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

KPAI Tak Bisa Temui Kapolres Tangsel Soal Bullying di Binus, Kompolnas Bakal Koordinasi dengan Irwasda Polda Metro

28 Februari 2024

KPAI Tak Bisa Temui Kapolres Tangsel Soal Bullying di Binus, Kompolnas Bakal Koordinasi dengan Irwasda Polda Metro

KPAI mengeluh dan gerap atas sikap Kapolres Tangsel yang tak bisa ditemui soal penanganan kasus bullying di Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya