Potret Esports Indonesia 2020: Positif, tapi Masih Ada Pekerjaan Rumah Berat

Reporter

Antara

Editor

Nurdin Saleh

Kamis, 17 Desember 2020 20:31 WIB

Ilustrasi eSports. (foxpsorts.com.au)

TEMPO.CO, Jakarta - Perjalanan cabang olahraga elektronik atau esports di Tanah Air mengalami perkembangan positif di tahun 2020, dilihat dari tetap berjalannya sejumlah agenda nasional hingga kejuaraan berkelas internasional.

Tidak seperti cabang olahraga arus utama yang kewalahan tak bisa menjalani program latihan atau kompetisi akibat pandemi, esports seakan tak terpengaruh dengan kondisi tersebut. Bentuk permainan yang dilakukan virtual membuat pelaku atau atletnya bisa tetap bersaing satu sama lain tanpa harus bergumul di satu lokasi, yang berpotensi melanggar protokol kesehatan untuk menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Bahkan dalam prakteknya, pandemi COVID-19 justru secara tidak langsung menumbuhkan minat masyarakat untuk menghabiskan waktu di rumah dengan bermain permainan elektronik dalam berbagai platform seperti komputer desktop atau laptop, ponsel pintar, hingga perangkat gim konsol.

Di luar ranah kompetisi, esports terus menunjukkan perkembangan dengan semakin beragamnya jenis permainan dan jumlah pemain yang lebih merata dari segi umur, latar belakang individu, hingga gender.

Soal prestasi, atlet esports nasional juga tak satu dua kali menorehkan prestasi. Kendati begitu, permainan elektronik masih dianggap sebatas kegiatan pelepas penat dan menjadi kegiatan sia-sia oleh masyarakat.

Wuryati misalnya, ibu rumah tangga berusia 43 tahun, menganggap bermain gim hanya kegiatan yang punya nilai tak lebih dari membuang penat selama di rumah. Meski dia membiarkan anaknya yang duduk di kelas VIII SMP bermain gim di rumah, namun dirinya tak berharap anaknya bisa mencatatkan prestasi dari bermain gim.

Baginya, potensi bisa sukses dari gim tidak pernah terbayangkan meski secara resmi pemerintah telah menggaungkan esports sebagai cabang olahraga prestasi yang sudah diakui.

Secara tegas Wuryati lebih memilih mengarahkan anaknya untuk sukses dari jalur akademik atau prestasi lain yang sudah bisa diterima secara luas di masyarakat.

Hal serupa juga dialami Wakil Presiden Indonesia Esport Premiere League (IESPL) Rangga Danu Prasetyo. Ia menceritakan, secara umum perkembangan esports di Indonesia sudah jauh lebih baik dibanding 10-15 tahun lalu.

Saat ia pertama kali menggeluti dunia permainan elektronik awal 2000-an, belum muncul nama "esports" sebagai identitas spesifik kegiatan permainan elektronik.

Turnamen jarang diagendakan, dan hadiahnya pun nominalnya kecil atau sekedar mendapat perangkat elektronik seperi tetikus, keyboard, dan lain sebagainya.

Sementara sekarang, turnamen esports bisa dilaksanakan dengan jumlah yang tak terhitung setiap tahunnya, disertai nominal hadiah yang mencapai angka miliaran rupiah.

Meski begitu, masalah klasik yang masih terjadi ialah pandangan masyarakat dan orang tua yang menilai esports tidak prospektif untuk masa depan.

Sebagai salah satu pegiat esports nasional IESPL punya komitmen tinggi untuk mengubah pandangan itu. Dengan investasi skala besar, IESPL berani menggarap sejumlah turnamen gim berskala internasional, termasuk Piala Presiden yang sudah tiga kali digelar bersama Kemenpora.

Pada tahun 2019 saja, nilai pasar game global mencapai US$ 152 juta atau lebih dari Rp 2,2 triliun, meningkat hampir 70 persen dari tahun sebelumnya.

Angka tersebut menjadi indikator pertumbuhan esports yang sangat masif, karena tidak hanya menyentuh aspek penjualan game, namun juga terkait investasi, infrastruktur, hingga pelaksanaan event lomba esports.

"Kami kejar masyarakat agar mereka punya pemahaman yang berubah, (esports) tidak lagi hal sia-sia, membuang-buang waktu dan negatif. Esports juga bisa membanggakan. Dari gim bisa menghasilkan uang itu seperti mimpi yang jadi nyata, melakoni pekerjaan dari hobi rasanya seperti tidak bekerja," kata Rangga menceritakan.

Tak jauh berbeda, Wakil Sekjen PB Esports Indonesia (PB ESI) Andrian Pauline mengutarakan organisasinya juga semakin gencar dalam mempromosikan esports ke ranah yang lebih luas.

Baik organisasi, pemerintah, hingga media, punya peran penting untuk menentukan nasib esports di masa depan, katanya.

Aspek pemahaman yang belum menyeluruh ini nyatanya juga disadari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI selaku pemegang regulasi pusat.

Dalam sebuah kesempatan, Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto secara terbuka menuturkan ada stigma negatif dari masyarakat terhadap esports, yang kini sudah punya induk olahraga resmi.

Elemen pegiat esports mulai dari pemerintah hingga atletnya sepakat meski cabor ini sudah mencetak banyak prestasi, namun masyarakat masih menganggap game hanyalah sebuah hobi yang tak bisa dijadikan patokan cita-cita atau punya prospek sebagus dunia karir konvensional.

Pihak Kemenpora masih membutuhkan upaya lebih agar esports bisa diterima dengan baik sebagaimana cabang olahraga lainnya, terutama memberikan pemahaman modern kepada orang tua yang menilai bermain gim hanya membuang-buang waktu.

Sesmenpora Gatot pun mendorong agar semua pihak yang aktif dalam dunia esports dalam negeri terus semangat menggaungkan cabor ini.

"Meski masih ada stigma negatif di masyarakat, ini jadi pemacu kawan-kawan semua agar tidak menyerah dan bisa mengubah pola pikir masyakarat, bahwa esports pun bisa jadi ajang berprestasi, berkarir dan melakukan hal positif lainnya," katanya.

Aksi pemerintah dalam mengembangkan cabang esports memegang peranan kunci, mengingat ia berfungsi sebagai pemegang regulasi dan punya peran mutlak dalam pelaksanaan instrumen kegiatan di lapangan.

Dengan bimbingan pemerintah, lebih mudah membuka jalan lebih besar bagi esports agar lebih diterima masyarakat. Dengan menonjolkan catatan prestasi dan geliat turnamen, diharapkan akan membangkitkan minat calon atlet muda dengan restu dan dukungan penuh dari orang tua.

Berita terkait

Indonesia Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025, Atlet dari 70 Negara Bakal Jadi Peserta

1 hari lalu

Indonesia Ditunjuk Jadi Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025, Atlet dari 70 Negara Bakal Jadi Peserta

Indonesia resmi ditunjuk Federation International Gymnastics (FIG) sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia Senam 2025. Menpora ingin olahraga ini populer.

Baca Selengkapnya

Roberto Mancini Sebut 4 Pemain Timnas U-23 Indonesia Ini Layak Main di Serie B Italia

3 hari lalu

Roberto Mancini Sebut 4 Pemain Timnas U-23 Indonesia Ini Layak Main di Serie B Italia

Pelatih timnas Arab Saudi Roberto Mancini memuji penampilan Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Kemenpora Gelar Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Irak, Kawal Perburuan Tiket Olimpiade 2024

6 hari lalu

Kemenpora Gelar Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Irak, Kawal Perburuan Tiket Olimpiade 2024

Kemenpora kembali menggelar acara nonton bareng (nobar) laga Timnas U-23 Indonesia melawan Irak di perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Lokasi Nobar Piala Asia U-23 Pindah ke Halaman Kemenpora, Bisa Datang Tanpa Registrasi

9 hari lalu

Lokasi Nobar Piala Asia U-23 Pindah ke Halaman Kemenpora, Bisa Datang Tanpa Registrasi

Lokasi nobar Piala Asia U-23 Indonesia vs Uzbekistan malam ini dipindah dari Auditorium Wisma Kemenpora ke Halaman Kemenpora.

Baca Selengkapnya

Marak Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Instansi Pemda, Kemenpora Ingatkan Tak Dikomersialkan

9 hari lalu

Marak Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Instansi Pemda, Kemenpora Ingatkan Tak Dikomersialkan

Kemenpora mengingatkan agar acara nobar Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 tak dikomersialkan.

Baca Selengkapnya

Profil Aura Jeixy, Mantan Atlet eSports yang Terjerat Kasus Narkoba Bersama Chandrika Chika

14 hari lalu

Profil Aura Jeixy, Mantan Atlet eSports yang Terjerat Kasus Narkoba Bersama Chandrika Chika

Aura Jeixy sempat menorehkan beberapa prestasi bersama EVOS Esports.

Baca Selengkapnya

Kemenpora Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Red Sparks untuk Buat Akademi Bola Voli

16 hari lalu

Kemenpora Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Red Sparks untuk Buat Akademi Bola Voli

Kemenpora membuka kemungkinan untuk membuat akademi bola voli bersama klub asal Korea Selatan, Daejeon JungKwanJang Red Sparks, di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sebelum Pulang ke Korea Selatan, Pemain Red Sparks Sempat Diajak Berkeliling TMII

16 hari lalu

Sebelum Pulang ke Korea Selatan, Pemain Red Sparks Sempat Diajak Berkeliling TMII

Para pemain klub bola voli Red Sparks sempat diajak berkeliling mengenal ragam budaya Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kemenpora Buka Program Pertukaran Pelajar Dalam dan Luar Negeri, Cek Syaratnya

27 hari lalu

Kemenpora Buka Program Pertukaran Pelajar Dalam dan Luar Negeri, Cek Syaratnya

Program Indonesian Dream PPAN dan PPAP dari Kemenpora buka hingga 15 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Abu Dhabi Bangun Pulau Esports Pertama di Dunia, Ada Bootcamps hingga Resor Mewah

29 hari lalu

Abu Dhabi Bangun Pulau Esports Pertama di Dunia, Ada Bootcamps hingga Resor Mewah

Pulau esports di Abu Dhabi mungkin akan terlihat sepi karena hanya sedikit orang di luar, kebanyakan orang sibuk bermain atau membuat game.

Baca Selengkapnya