Para penunggang kuda, mengenakan baju zirah samurai abad pertengahan dari Festival Soma Nomaoi, saat menghadiri pembukaan kirab obor Olimpiade Tokyo di Situs Festival Hibarigahara, di Minamisoma, Fukushima, Jepang, 25 Maret 2021. REUTERS/Issei Kato
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat mengingatkan warganya untuk tidak mengunjungi Jepang dengan alasan meningkatnya risiko penularan COVID-19 di negara Asia itu. Peringatan AS itu dikeluarkan hanya dua bulan sebelum Olimpiade Tokyo dimulai.
Peringatan itu dikeluarkan Departemen Luar Negeri AS, Senin, setelah Jepang membuka pusat vaksinasi massal pertamanya menjelang Olimpiade yang ditunda tahun lalu karena pandemi. Banyak pihak mengkritik Jepang karena lambat dalam hal tingkat inokulasinya.
Nasihat dan pedoman "Jangan Bepergian" AS untuk Jepang tidak menyebutkan Olimpiade secara khusus tetapi memperingatkan agar tidak mengunjungi negara itu sekarang.
"Wisatawan harus menghindari semua perjalanan ke Jepang," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS dalam panduan baru. "Karena situasi saat ini di Jepang, bahkan pelancong yang divaksinasi penuh mungkin berisiko terkena dan menyebarkan varian COVID-19 dan harus menghindari semua perjalanan ke Jepang."
Selain nasihat kesehatan pemerintah, bepergian dari Amerika ke Jepang akan sulit juga didorong oleh "faktor sekunder" seperti ketersediaan penerbangan komersial, pembatasan keluar-masuk warga AS serta hambatan untuk memperoleh hasil tes COVID-19 dalam tiga hari kalender.
Sejauh ini, hanya dua persen dari 125 juta penduduk Jepang yang telah divaksinasi penuh.
Upaya itu dimulai pada bulan Februari dengan memberikan suntikan vaksin keluaran Pfizer kepada pekerja medis dan kemudian lansia di atas 65 tahun, di mana pemerintah Jepang menargetkan menyelesaikan semua proses vaksinasi itu pada akhir Juli ketika Olimpiade dimulai.
Tetapi para menteri mengatakan untuk Olimpiade tidak dicantumkan jadwal penyuntikan vaksin dan belum ada tanggal yang diumumkan untuk kelompok usia lainnya.
Jepang mengalami wabah virus corona yang relatif kecil, dengan sekitar 12.000 kematian secara keseluruhan. Namun lonjakan infeksi baru-baru ini telah membuat rumah sakit setempat tertekan.
Tokyo, Osaka, dan delapan wilayah lainnya berada di bawah keadaan darurat yang mengekang aktivitas komersial hingga akhir Mei, dengan sejumlah laporan menyebutkan tindakan tersebut bisa diperpanjang lagi selama tiga minggu lagi.
Sementara itu opini publik sebagian besar menentang penyelenggaraan Olimpiade musim panas ini, tetapi penyelenggara mengatakan acara tersebut masih bisa diselenggarakan dengan aman.
Mayoritas atlet dan lainnya yang tinggal di pemukiman Olimpiade Tokyo akan divaksinasi sebelum mereka memasuki Jepang, tetapi inokulasi tidak diperlukan untuk bisa berpartisipasi, demikian dilaporkan AFP.