Makna Berlutut di Laga Pembukaan Sepak Bola Wanita Olimpiade Tokyo 2020

Reporter

Tempo.co

Jumat, 23 Juli 2021 18:19 WIB

Pemain timnas Chile, Daniela Zamora berebut bola dengan pemain timnas Inggris, Nikita Parris dalam kualifikasi sepak bola wanita di Olimpiade Tokyo 2020 di Sapporo Dome, Sapporo, Jepang, 21 Juli 2021. REUTERS/Kim Hong-Ji

TEMPO.CO, Jakarta - Laga Olimpiade Tokyo 2020 bergulir mulai 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. Menjelang laga pembukaan sepak bola putri, lima tim melakukan berlutut sebelum bertanding. Berlutut itu mereka lakukan ketika lagu kebangsaannya dikumandangkan atau tepat sebelum pertandingan dimulai. Tim sepak bola putri yang melakukan itu antara lain dari negara Inggris Raya, Chili, Amerika Serikat, Swedia, dan Selandia Baru.

Tim sepak bola wanita itu melakukan aksi berlutut ini bukan tanpa alasan, tindakan ini sebagai bentuk protes atas diskriminasi ras dan mendukung gerakan Black Lives Matter. Seperti yang telah diketahui, diskriminasi terhadap ras masih tinggi seperti di Amerika.

Berawal dari Colin Kaepernick, mantan pemain National Football League (NFL), berlutut saat lagu kebangsaan Amerika Serikat diputar pada 2016 lalu. Atensi ini mulai terlihat ketika teman setim Kaepernick, Eric Reid, turut ikut melakukan aksi berlutut sebelum berlaga pada 1 September 2016.

Walaupun pada awalnya, tak jarang atlet yang melakukan aksi ini mendapatkan cemooh dan lontaran kata tidak terpuji dari para penonton pertandingan. Serta, mendapat beberapa penolakan seperti dari Presiden Trump saat itu.

Namun, protes ini tetap terus berjalan. Bahkan terus berkembang di kalangan atlet, hingga merambah ke cabang olahraga lain. Apalagi, ketika peristiwa George Floyd pada Mei 2020. Para pemain dari berbagai cabang olahraga melakukan aksi yang sama untuk menunjukan solidaritas.

Advertising
Advertising

Hingga sekarang, tradisi ini dilanjutkan seperti pada Piala Eropa 2020, tim nasional (timnas) Inggris berlutut sebelum pertandingan dimulai. Serta, beberapa tim sepak bola putri pada Olimpiade Tokyo 2020.

Walaupun sebelumnya, Komite Olimpiade Internasional (IOC), pernah melarang para pemain sepak bola wanita untuk melakukan aksi protes di dalam rangkaian pertandingan. Namun, keputusan ini sudah direvisi. Para pemain bisa melakukan aksi protes dengan catatan tidak ditujukan langsung kepada orang, negara, dan martabat mereka. Serta aksi dapat dilakukan hanya sebelum pertandingan atau ketika dipersilakan. Ini yang terjadi di pertandingan awal di Olimpiade Tokyo 2020.

JACINDA NUURUN ADDUNYAA

Baca: Mengenal Miraitowa Maskot Olimpiade Tokyo dan Someity Paralimpiade 2020

Berita terkait

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

1 hari lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

4 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

12 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

12 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

13 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu Desak Protes Pro-Palestina di Kampus-kampus Amerika Serikat Dihentikan

13 hari lalu

Benjamin Netanyahu Desak Protes Pro-Palestina di Kampus-kampus Amerika Serikat Dihentikan

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan "masih banyak yang harus dilakukan" untuk menghentikan protes pro-Palestina di kampus-kampus AS.

Baca Selengkapnya

PLN Dukung Pengembangan Voli di Indonesia Lewat PLN Mobile Proliga 2024

15 hari lalu

PLN Dukung Pengembangan Voli di Indonesia Lewat PLN Mobile Proliga 2024

Perseroan berharap pelaksanaan liga voli profesional tersebut akan mampu mencetak atlet-atlet voli Indonesia berkelas dunia.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

17 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

24 hari lalu

Inilah 4 Akar Masalah Papua Menurut LIPI

Ada empat akar masalah Papua, yakni sejarah dan status politik, diskriminiasi, kekerasan dan pelanggaran HAM berat, dan kegagalan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

35 hari lalu

Asal Mula Hari Peduli Autisme Sedunia, Memahami Orang-orang dengan Spektrum Autisme

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April untuk meningkatkan kesadaran tentang Gangguan Spektrum Autisme (ASD)

Baca Selengkapnya