Australia Tawarkan Visa Kemanusiaan untuk Atlet Paralimpiade Afghanistan

Rabu, 1 September 2021 19:19 WIB

Atlet Afghanistan Hossain Rasouli bertanding pada final lompat jauh putra -T47 Paralimpiade Tokyo 2020 di Olympic Stadium, Tokyo, Jepang, Selasa (31/82021). ANTARA/AFP/Philip Fong

TEMPO.CO, Jakarta - Dua atlet Afghanistan yang berhasil tiba di Jepang untuk berlaga di Paralimpiade Tokyo mendapat tawaran visa kemanusiaan dari Australia. Hal itu diungkapkan pengacara dari Human Rights for All, Alison Battisson, yang juga terlibat dalam evakuasi kedua atlet tersebut dari negaranya.

Alison mengatakan kedua atlet yang mendapat tawaran visa kemanusiaan tersebut adalah atlet taekwondo putri, Zakia Khudadadi dan atlet lompat jauh putra Hossain Rasouli. "Perlu diberi ruang untuk memutuskan apa yang ingin mereka lakukan setelah perhelatan olahraga terbesar di dunia untuk penyandang disabilitas itu selesai," kata Alison.

Khudadadi dan Rasouli tiba di Tokyo pada Sabtu, 28 Agustus 2021, setelah usaha multinasional berhasil mengevakuasi kedua atlet itu dari Ibu Kota Kabul, yang sekarang berada di bawah kendali Taliban. Alison terlibat dalam upaya untuk mengevakuasi keduanya, bersama puluhan atlet lain.

"Australia telah memberi mereka visa, tetapi ini semua dilakukan dengan amat sangat terburu-buru sehingga mereka membutuhkan ruang bernapas untuk memutuskan apa yang terbaik bagi mereka," kata dia dikutip dari Kyodo, Rabu, 1 September 2021.

Mantan kapten tim sepak bola nasional Australia, Craig Foster, yang juga advokat pengungsi yang terlibat dalam evakuasi, mengatakan bahwa tujuan akhir negaranya belum diketahui. Namun, dia mengucapkan terima kasih kepada Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dan politisi lainnya karena telah melakukan pekerjaan luar biasa.

Advertising
Advertising

Departemen Dalam Negeri memastikan Australia telah berkomitmen untuk menerima setidaknya 3.000 warga Afghanistan di bawah program kemanusiaan negara tersebut. Prioritas khusus akan diberikan kepada minoritas yang dianiaya, perempuan dan anak-anak, serta mereka yang memiliki hubungan keluarga dengan Australia.

Kedua atlet Afghanistan yang mengikuti Paralimpiade itu telah berada di Ibu Kota Prancis, Paris, selama sekitar satu pekan setelah mereka dievakuasi. Rasouli, yang seharusnya berlaga di nomor 100 meter T47 putra, malah bertanding di nomor lompat jauh T47 putra karena terlambat datang.

Adapun Zakia Khudadadi dijadwalkan bertanding di kelas taekwondo K44-49kg putri pada Kamis, 2 September 2021. Dia akan menjadi atlet perempuan Afghanistan pertama yang berkompetisi di Paralimpiade sejak 2004, menurut Komite Paralimpiade Internasional (IPC).

Baca juga : Hasil Paralimpiade Tokyo Rabu: Bolo Triyanto dan Jaenal Aripin Gagal Raih Medali

Berita terkait

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

5 jam lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

16 jam lalu

5 Daftar Negara Tersantai di Dunia, Indonesia Peringkat 1

Beberapa negara ini dijuluki negara tersantai di dunia. Hal ini dinilai berdasarkan tingkat kenyamanan hingga suhu udara. Ini daftarnya.

Baca Selengkapnya

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

23 jam lalu

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

Vira akan memimpin inisiatif strategis dan bisnis Visa di Indonesia, termasuk mendorong strategi perluasan pasar Visa.

Baca Selengkapnya

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

1 hari lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

1 hari lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

2 hari lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

3 hari lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

3 hari lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

3 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

3 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya