Petenis Rusia Dilarang Tampil di Wimbledon, Novak Djokovic: Itu Gila

Kamis, 21 April 2022 12:39 WIB

Petenis Serbia Novak Djokovic berlatih di Melbourne Park saat masih ada pertanyaan seputar pertarungan hukum terkait visanya untuk bermain di Australia Terbuka di Melbourne, Australia, 14 Januari 2022. Novak siap berjuang untuk tetap di Australia tanpa vaksinasi Covid-19, melalui pengadilan federal pada Sabtu, setelah pemerintah kembali membatalkan visanya. AAP Image/Diego Fedele via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Petenis nomor satu dunia Novak Djokovic mengkritik keputusan Wimbledon untuk melarang pemain Rusia dan Belarusia. Menurut dia, pemberlakuan larangan tersebut merupakan keputusan gila.

Wimbledon mengumumkan larangan terhadap semua pemain Rusia dan Belarusia dari kejuaraan tahun ini setelah adanya operasi militer Rusia ke Ukraina sejak Februari lalu. Grand Slam lapangan rumput itu adalah turnamen tenis pertama yang melarang setiap individu dari kedua negara tampil.

Keputusan Wimbledon membuat petenis nomor dua dunia putra Daniil Medvedev dari Rusia dan peringkat keempat putri Aryna Sabalenka dari Belarusia tak bisa mengikuti turnamen tersebut pada 27 Juni-10 Juli.

Djokovic berbeda pendapat dengan Wimbledon. Menurut dia, para atlet tidak ada hubungannya dengan konflik yang sedang berlangsung. "Saya akan selalu mengutuk perang, saya tidak akan pernah mendukung perang karena saya sendiri adalah anak yang lahir dalam perang," kata Djokovic dikutip dari Reuters, Kamis, 21 April 2022.

Petenis Rusia Daniil Medvedev mengembalikan bola Tommy Paul dalam babak kedua tungga putra French Open di Roland Garros, Paris, 2 Juni 2021. (AFP/MARTIN BUREAU)

Advertising
Advertising

“Saya tahu berapa banyak trauma emosional yang tersisa. Di Serbia, kita semua tahu apa yang terjadi pada 1999. Di Balkan, kita mengalami banyak perang dalam sejarah baru-baru ini. Namun, saya tidak bisa mendukung keputusan Wimbledon, saya pikir itu gila. Ketika politik mengganggu olahraga, hasilnya tidak akan bagus," kata dia.

Keputusan All England Lawn Tennis Club (AELTC) telah dikritik oleh tur ATP dan WTA. Langkah ini adalah pertama kalinya pemain dilarang dengan alasan kewarganegaraan sejak era pasca-Perang Dunia Kedua ketika pemain Jerman dan Jepang dikeluarkan.

Adapun AELTC akan mempertimbangkan kembali keputusan larangan tampil di Wimbledon tersebut jika keadaan berubah hingga Juni mendatang. Otoritas tersebut akan memberi tanggapan yang sesuai atas setiap reaksi yang muncul.

Petenis Belarusia, Aryna Sabalenka. REUTERS/Peter Nicholls

Baca selengkapnya: Petenis Rusia Dilarang Tampil di Wimbledon

Berita terkait

Tak Lagi Sebagai Rival, Federer dan Nadal Berduet di Kampanye Terbaru Louis Vuitton

1 jam lalu

Tak Lagi Sebagai Rival, Federer dan Nadal Berduet di Kampanye Terbaru Louis Vuitton

Roger Federer dan Rafael Nadal, tampil dalam kampanye Core Values produk fashion mewah Louis Vuitton. Keduanya mengungkapkan rasa bangga.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

8 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Aldila Sutjiadi yang Berpasangan dengan Asia Muhammad Juarai Turnamen Paris Open Trophee

10 jam lalu

Aldila Sutjiadi yang Berpasangan dengan Asia Muhammad Juarai Turnamen Paris Open Trophee

Aldila Sutjiadi bersama pasangannya dari Amerika Serikat, Asia Muhammad, menjadi juara dalam turnamen WTA 125 Paris Open Trophee Claris.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

5 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya