Pelajaran Berharga dari SEA Games 2021: Kontras Prestasi Karate dan Pencak Silat

Reporter

Antara

Editor

Nurdin Saleh

Senin, 23 Mei 2022 14:46 WIB

(dari kiri) Karateka Indonesia Albiadi, Andy Tomy dan Albiadi beraksi pada final Kata Beregu Putra SEA Games 2021 Vietnam di di Sports Competition Center, Ninh Binh, Vietnam, Jumat, 20 Mei 2022. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - Nasib cabang olahraga bela diri Indonesia di arena SEA Games 2021 sangat berwarna. Ada yang gembira dengan torehan prestasi mengesankan, ada pula yang banjir air mata karena kegagalan.

Dua cabang olahraga yang paling menjadi sorotan selama SEA Games edisi ke-31 ini adalah pencak silat dan karate. Keduanya sungguh bertolak belakang.

Pencak silat yang asli Indonesia hanya menyumbangkan satu medali emas, empat perak dan tiga perunggu. Mereka gagal memenuhi target tiga medali emas. Karate yang berasal dari Jepang justru prima dengan empat emas, delapan perak dan dua perunggu atau melampaui target tiga medali emas yang ditetapkan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Torehan di SEA Games Vietnam menjadi catatan bersejarah bagi kedua cabang olahraga. Bagi pencak silat, ini pertama sejak dipertandingkan dalam SEA Games 1987, hanya menghasilkan satu medali emas. Akibatnya, tim pun finis urutan lima pada klasemen medali cabang ini.

Sementara karate, untuk pertama kalinya semua atlet yang diikutsertakan dalam ajang ini dua tahunan ini mendapatkan medali. Dari total 19 atlet, tim karate Indonesia meloloskan 12 nomor ke final dari 15 nomor yang dipertandingkan, baik nomor perseorangan maupun beregu.

Walhasil, tim karate Indonesia finis urutan kedua pada klasemen akhir atau satu tingkat di bawah tuan rumah Vietnam yang mengemas tujuh medali emas.

Di arena pertandingan, apa yang dialami kedua cabang olahraga ini pun secara kasat mata juga jauh berbeda.

Pesilat Indonesia Khoirudin Mustakim (kiri) menyerang pesilat Malaysia Muhammad Khairi Adib Bin Azhar pada final kelas B 50-55 Kg Pencak Silat SEA Games 2021 Vietnam di Bac Tu Liem Sport Center, Hanoi, Vietnam, Senin, 16 Mei 2022. Pesilat Indonesia Khoirudin Mustakim meraih medali perak setelah kalah dari pesilat Malaysia Muhammad Khairi Adib Bin Azhar. ANTARA FOTO/Zabur Karuru


Satu kejadian yang paling menyolok perhatian adalah ketika dua atlet pencak silat Indonesia gagal dalam partai puncak karena suatu hal yang tak seharusnya terjadi.

Pesilat andalan Indonesia M. Khoiruddin Mustakim kandas menghadapi lawannya dari Malaysia Muhammad Hairi Adib Bin Azhar pada pertandingan kelas B putra 50-55 Kg. Dia kalah tipis 49-50 pada Senin, 16 Mei 2022.

Begitu pula dengan Muhamad Yachser Arafa yang gagal menyumbangkan medali emas setelah didiskualifikasi saat berhadapan dengan wakil Singapura Muhammad Hazim pada laga final kelas C putra 50-60 Kg yang pertandingannya digelar persis setelah laga Mustakim.

Mustakim bisa dikatakan memiliki kelas kemampuan yang jauh lebih baik dari pesilat Malaysia. Tapi pada laga itu, dia demikian bersusah payah dalam mengumpulkan poin yang 0tak jarang mendapat pengurangan karena dianggap membuat pelanggaran.

Satu momen penting justru terjadi pada menit-menit akhir babak ketiga ketika Mustakim sudah unggul 59-50. Satu tendangan telaknya melayang ke arah muka sehingga langsung membuat lawan terguling di arena. Sayang, momen krusial ini terjadi saat waktu tersisa empat detik.

Setelah dilakukan pemutaran Video Asisstant Referee (VAR), wasit langsung memutuskan pengurangan 10 poin kepada Mustakim sehingga menjadi 49-50, yang menurut pelatih Indonesia Indro Catur sebagai keputusan yang terlalu berlebihan.

Lantaran waktu yang tersisa hanya 4 detik, Mustakim tak mampu lagi membalikkan keadaan sehingga hanya menyumbangkan perak.

Juga terjadi pada menit-menit akhir, Muhamad Yachser Arafa mengalami nasib serupa saat bertanding dalam final kelas C putra 50-60 Kg.

Bedanya, Yachser didiskualifikasi saat pertandingan masih menyisakan 28 detik dan dalam keadaan unggul 31-21. Dia dianggap melakukan pelanggaran berat yang menyebabkan lawan asal Singapura Muhammad Hazim ditandu ke luar lapangan.

Tak hanya dalam pertandingan tersebut, keberpihakan wasit juga dirasakan pesilat-pesilat Indonesia saat berlaga pada nomor seni. Sebut saja Puspa Arum Sari.

Peraih medali emas Asian Games 2018 ini yang disebut-sebut tak ada lawan untuk nomor seni perseorangan putri di kawasan Asia Tenggara ini harus puas dengan medali perak karena dikalahkan wakil tuan rumah Vietnam.

Berbeda di arena karate. Walau pengaruh tuan rumah tetap terasa yang sepertinya sudah ‘diterima’ oleh seluruh cabang olahraga bela diri, tapi kekerapannya tidak seperti dialami pesilat Indonesia.

Karateka Cok Karateka Cok Istri Agung yang turun dalam nomor kumite -55 Kg berhasil menjegal wakil tuan rumah pada semifinal dengan skor 5-3 di Pusat Olahraga Provinsi Ninh Binh, Vietnam, Kamis (19 Mei 22).

Kemenangan ini membuat Cok lebih percaya diri dalam final sehingga karateka asal Bali ini mengalahkan wakil Thailand Namkhao Penpisut dengan skor 2-0.

“Saya percaya diri karena sebenarnya ganjalan terbesar itu di semifinal, saat ketemu wakil tuan rumah,” kata Coki, panggilan akrab Cok.

Selanjutnya: Kental faktor non teknis...
<!--more-->

Faktor Non teknis

Urusan pertandingan diyakini bukan sekadar persoalan di dalam lapangan, tapi juga di luar lapangan (non teknis).

Sejumlah cabang olahraga bela diri sangat menyadari hal tersebut, namun tak semuanya berhasil dalam tingkat ‘lobi-lobi’.

Prestasi yang diraih atlet saat berada di arena tentunya tak lepas dari usaha-usaha di balik layar.

Apa yang terjadi di arena sejatinya menggambarkan apa sesungguhnya yang terjadi selama prosesnya.

Masyarakat Indonesia tentunya tak meragukan lagi usaha keras kedua cabang olahraga ini dalam menggeber atletnya di pemusatan latihan nasional selama tiga tahun terakhir.

Atlet nyaris dibuat tak memiliki hari libur. Mereka hanya kembali beberapa saat kepada keluarga saat awal pandemi merebak di tanah air.

Kepala Bidang Luar Negeri PB Forki Darly Siregar mengatakan sejauh ini Indonesia sudah mampu menempatkan Haifendri Putih sebagai Ketua Dewan Wasit SEAKF. Dia sendiri menjadi Wakil Presiden SEAKF.

Selain itu, Indonesia juga memiliki wakil wasit/juri pada ajang yang berada di bawah SEAKF sehingga setidaknya menjadi kekuatan tersendiri.

"Kami mengusung kekuatan empat pilar terdiri dari atlet, pelatih, pengurus, wasit/juri. Jika ini tidak digerakkan semua maka akan timpang, dan tidak dapat mengimbangi kerja keras atlet dan pelatih di kamp," kata dia.

Juara dunia pencak silat Abas Akbar mengatakan faktor nonteknis sangat mempengaruhi olahraga bela diri yang mempertandingkan nomor seni dan pertarungan.

"Saya juga saat jadi atlet pernah merasakan adanya keberpihakan wasit. Oleh karena itu saya tidak mau yang biasa-biasa saja, ya bagaimana caranya, harus cetak poin telak," kata Abas.

Itu dari sisi atlet. Menurut dia, dari sisi kepengurusan juga harus berjuang dalam mengelola sisi non teknis sehingga tidak mengganjal atlet ketika bertanding.

Walau Indonesia menjadi presiden Persekutuan Pencak Silat Antarbangsa (Pesilat) yang diemban oleh Ketua PB IPSI Prabowo Subianto, Abas mempertanyakan sejauh mana dominasi Indonesia mengelola silat dunia.

"Jangan di perebutan medali, kita sudah kalah. Di kepengurusan dunia juga tidak bisa mendominasi, artinya lebih banyak orang-orang di luar Indonesia. Ingat, silat itu olahraga kita," kata Abas.

Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali berjanji akan memanggil pimpinan pengurus cabang olahraga bela diri untuk merespons buruknya performa selama SEA Games Vietnam 2021.

"Saya sudah mendapatkan penjelasan dari para pengurus pencak silat bahwa saat ini banyak peraturan baru yang belum diadaptasi oleh para pelatih. Nah, kenapa sampai seperti itu nanti kami dengar," kata Zainudin di Hanoi, Minggu.

Walau demikian, pemerintah akan tetap mendorong pencak silat menjadi cabang olahraga Olimpiade dengan mengusung konsep Road to Olimpic.

Bagi dia, apa yang terjadi di arena SEA Games ini sama sekali tidak mempengaruhi rencana tersebut mengingat sejak Perpres Nomor 86 dikeluarkan mengenai Desain Besar Olahraga Nasional, target prestasi olahraga Indonesia adalah arena Olimpiade.

"Indonesia harus memenuhi sejumlah persyaratan di antaranya sudah digeluti di 75 negara dan 5 benua, artinya kampanye harus terus digencarkan," kata Zainudin.

Cukup kompleks apa yang terjadi dalam pencak silat. Di satu sisi, Indonesia bangga karena olahraga warisan leluhur ini kian diminati dunia bahkan berkembang pesat di negara-negara Asia Tenggara.

Namun di satu sisi, negara-negara ini telah menjadi ancaman untuk pencak silat Indonesia. Bahkan kini muncul sinisme bahwa Indonesia telah dijadikan sebagai 'musuh bersama' karena memborong 14 medali emas dalam Asian Games 2018 saat menjadi tuan rumah.

Tentunya kondisi ini jauh berbeda dengan Jepang yang hingga kini masih merajai pentas karate tingkat dunia.
Tak ada kata lain, Indonesia harus berbenah sebelum terlambat.

Baca Juga: Klasemen Akhir Medali SEA Games 2021

Selalu
update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Timnas Indonesia Punya Pengalaman Buruk dengan Shen Yinhao, Wasit Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

7 hari lalu

Timnas Indonesia Punya Pengalaman Buruk dengan Shen Yinhao, Wasit Indonesia vs Uzbekistan di Semifinal Piala Asia U-23 2024

Wasit Shen Yinhao asal Cina pimpin laga semifinal timnas Indonesia vs Uzbekistan. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

PPS Betako Merpati Putih 61 Tahun, Ini Kilas Balik Perguruan Pencak Silat yang Diajarkan di Kopassus dan Paspampres

34 hari lalu

PPS Betako Merpati Putih 61 Tahun, Ini Kilas Balik Perguruan Pencak Silat yang Diajarkan di Kopassus dan Paspampres

PPS Betako Merpati Putih telah 61 tahun. Ini kisah berdirinya perguruan pencak silat dari Yogyakarta, yang diajarkan untuk Kopassus dan Paspampres.

Baca Selengkapnya

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

35 hari lalu

Kisah Pencak Silat Merpati Putih, Bela Diri Keluarga Keraton yang Dibuka ke Masyarakat Umum

Sejumlah teknik dan jurus pencak silat awalnya eksklusif dan hanya dipelajari keluarga bangsawan. Namun telah berubah dan lebih inklusif.

Baca Selengkapnya

Mengenal Milos Pejic, Pelatih Timnas Basket Indonesia

1 Maret 2024

Mengenal Milos Pejic, Pelatih Timnas Basket Indonesia

Pelatih timnas basket Indonesia Milos Pejic belakangan disoroti, karena menggunakan pemain muda dalam kualifikasi FIBA Asia Cup 2025

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pelatih Timnas Basket Indonesia Milos Pejic yang Dikritik karena Pakai Pemain Muda di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025?

26 Februari 2024

Apa Kata Pelatih Timnas Basket Indonesia Milos Pejic yang Dikritik karena Pakai Pemain Muda di Kualifikasi FIBA Asia Cup 2025?

Pelatih timnas basket Indonesia Milos Pejic sempat dikritik karena memakai pemain muda di kualifikasi FIBA Asia Cup 2025.

Baca Selengkapnya

Yayan Ruhian Kembali Muncul di Film Hollywood, Bagaimana Aktor Asal Tasik itu Populerkan Pencak Silat?

26 Februari 2024

Yayan Ruhian Kembali Muncul di Film Hollywood, Bagaimana Aktor Asal Tasik itu Populerkan Pencak Silat?

Yayan Ruhian adalah salah satu praktisi silat yang terjun ke dunia film. Ia membantu para guru silat mempopulerkan pencak silat ke dunia.

Baca Selengkapnya

Indonesia Torehkan Prestasi di World Karate Youth League 2024: Akio Saiko Sabet Emas, Sifa Salsabila Kantongi Perunggu

25 Februari 2024

Indonesia Torehkan Prestasi di World Karate Youth League 2024: Akio Saiko Sabet Emas, Sifa Salsabila Kantongi Perunggu

Akio Saiko menyabet medali emas dalam ajang World Karate Youth League 2024. Sifa Salsabila mengantongi medali perunggu.

Baca Selengkapnya

4 Momen Ikonik Kedekatan Jokowi-Prabowo

24 Februari 2024

4 Momen Ikonik Kedekatan Jokowi-Prabowo

Sempat menjadi rival dua kali dalam Pilpres, kedekatan Jokowi-Prabowo terekam dalam sejumlah momen

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Bela Diri untuk Anak, Bisa Cegah dan Antisipasi Bullying

22 Februari 2024

Rekomendasi 5 Bela Diri untuk Anak, Bisa Cegah dan Antisipasi Bullying

Bela diri mengajarkan anak untuk tidak menganiaya orang. Bisa digunakan anak membela diri dari pelaku bullying

Baca Selengkapnya

Barisan Ikan Bandeng Menjelang Imlek di Pasar Rawa Belong, Dulu Tempat Para Jawara Betawi Termasuk Si Pitung

9 Februari 2024

Barisan Ikan Bandeng Menjelang Imlek di Pasar Rawa Belong, Dulu Tempat Para Jawara Betawi Termasuk Si Pitung

Menjelang imlek pedagang ikan bandeng musiman penuhi Pasar Rawa Belong. Berikut profil daerah Rawa Belong, disebut tempat kelahiran Si Pitung.

Baca Selengkapnya