Mengenal Jemparingan, Olahraga Panahan Tradisional ala Kerajaan Mataram

Sabtu, 4 Maret 2023 14:12 WIB

Ekspresi seorang anak saat mengikuti lomba panahan tradisional di Alun-alun selatan, Yogyakarta, 30 April 2017. Lomba panahan ini untuk memperingati ulang tahun komunitas panahan tradisional Jemparingan Langenastran yang kelima. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Jakarta - Jemparingan adalah olahraga panahan khas Kerajaan Mataram yang berawal dari Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat atai Yogyakarta. Jemparingan juga disebut dengan nama jemparingan gaya Mataram Ngayogyakarta.

Jemparingan berasal dari kata jemparing yang memiliki arti anak panah. Permainan jemparingan ini pun mempunyai nama sendiri untuk perlengkapan yang digunakannya, di antaranya jemparing atau anak panah terdiri atas deder (batang anak panah), bedor (mata panah), wulu (bulu pada pangkal panah), dan nyenyep (bagian pangkal jemparing pada tali busur ketika memanah).

Merujuk indonesia.go.id, eksistensi jemparingan dapat dilacak sejak awal keberadaan Kesultanan Yogyakarta. Berangkat dari Sri Sultan Hamengku Buwono I, raja pertama Yogyakarta yang mendorong antek-anteknya untuk mempelajari bagaimana cara sebagai sarana membentuk watak ksatria. Watak ini adalah empat nilai yang diperintahkan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I untuk dijadikan pedoman oleh rakyat Yogyakarta, yaitu sawiji (konsentrasi), gereget (semangat), sengguh (percaya diri), dan ora mingkuh (tanggung jawab).

Kadipaten Puro Pakualaman kembali menggelar kompetisi panahan tradisional atau jemparingan di Yogyakarta pada Minggu, 26 Juni 2022. Dok. Istimewa

Awalnya, panahan tradisional ini hanya dilakukan oleh kalangan keluarga Kerajaan Mataram dan dijadikan perlombaan bagi kalangan prajurit kerajaan. Namun, lambat laun, olahraga ini kian mendapat perhatian bagi semua kalangan sehingga rakyat biasa banyak memainkannya.

Advertising
Advertising

“Biasanya, jemparingan rutin dilaksanakan dalam waktu 35 hari sekali (Selapan) pada hari Sabtu kliwon menurut kalender Jawa dan setahun sekali ketika ‘Hadeging Kadipaten Pakualaman’ atau peringatan ulang tahun berdirinya Kadipaten Puro Pakualaman,” kata Pak Agung Susila pengurus Jemparingan Puro Pakualaman.

Bahkan, jemparingan kini sudah memiliki organisasinya yang berpusat di Kadipaten Puro Pakualaman, baik secara daerah maupun nasional. Adapun, harga peralatan jemparingan tidak memiliki ketetapan harga, biasanya, mulai dijual dari Rp 700.000 sampai Rp 1.500.000 untuk setiap satu set yang berisi gandewo (busur) dan anak panah. Semua alat untuk jemparingan berbahan dasar kayu dan bambu dengan bentuk menyesuaikan dari minimal tinggi badan dan postur tubuh pemanah. Sementara itu, usia terbaik untuk memulai belajar jemparingan adalah ketika sudah duduk di bangku sekolah dasar, seperti dilansir pariwisata.jogjakota.go.id.

Tidak hanya sekadar olahraga untuk menjaga kesehatan tubuh, tetapi jemparingan juga memiliki nilai filosofis yang mendalam. Jika olahraga panahan umumnya dilakukan dengan posisi tubuh berdiri, berbeda dengan jemparingan yang dilakukan dalam posisi duduk sila. Seseorang yang memegang busur dan anak panah akan duduk menyamping dengan busur ditarik ke arah kepala sebelum akhirnya ditembakkan ke arah wong-wongan (sasaran). Pemanah harus berusaha mengenai sasaran dengan tepat agar mendapatkan nilai yang banyak.

Pemanah jemparingan pun tidak membidik dengan mata, tetapi memosisikan busur di depan perut sehingga bidikan akan sesuai pada perasaan pemanah. Gaya panahan ini sama dengan filosofi jemparingan gaya Mataram, yaitu pamenthanging gandewa pamanthening cipta. Arti dari filosofi tersebut adalah membentangnya busur sejalan dengan konsentrasi yang ditujukan pada sasarannya. Pada kehidupan sehari-hari, pamenthanging gandewa pamanthening cipta juga memiliki makna bahwa manusia yang mempunyai cita-cita sebaiknya berkonsentrasi penuh pada cita-cita tersebut sehingga dapat tercapai dengan benar.

Pilihan Editor: Lomba Jemparingan di Solo Semarakkan HUT ke-77, Peserta Harus Pakai Baju Tradisional

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

2 jam lalu

Dosen UPN Veteran Yogyakarta Akui Dugaan Kekerasan Seksual, Ini Sanksi Kampus

Beredar surat permohonan maaf seorang dosen UPN Veteran Yogyakarta (UPNVYK) terkait dugaan kekerasan seksual kepada seorang mahasiswi kampus tersebut.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

23 jam lalu

Mengenal Tradisi Merti Desa Mbah Bregas di Sleman, Keteledanan dari Sosok Pengikut Sunan Kalijaga

Pelaksanaan upacara adat Merti Desa Mbah Bregas di Sleman hanya dilangsungkan satu tahun sekali, tepatnya Jumat kliwon pada Mei.

Baca Selengkapnya

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

1 hari lalu

Viral Benda Bercahaya Hijau Melintasi Langit Yogyakarta, Meteor?

Meteor terang atau fireball itu bergerak dari selatan ke utara, tak hanya terpantau di langit Yogyakarta tapi juga Solo, Magelang, dan Semarang

Baca Selengkapnya

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

1 hari lalu

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek Gelar Syawalan, Hadirkan Budaya Yogyakarta

Trah Hamengku Buwono se-Jabodetabek menggelar syawalan, hadirkan Budaya Yogyakarta antara lain sendratari dan prajurit keraton Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

2 hari lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

3 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

3 hari lalu

Yogyakarta International Airport Jadi Satu-satunya Bandara Internasional di DIY-Jateng, Ini Kata Sultan HB X

Yogyakarta International Airport sebagai satu-satunya bandara internasional di wilayah ini menjadi peluang besar bagi Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

4 hari lalu

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Selengkapnya

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

4 hari lalu

Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

5 hari lalu

Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota

Baca Selengkapnya