Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Altlet Senior Tenis, Wailan Mike Donald Walalangi. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Pembatalan turnamen tenis internasional di Riau, karena sponsor mendadak menarik diri tanpa alasan jelas disesalkan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Atlet Senior Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti) Wailan Walalangi. Ia berharap tidak ada lagi pembatalan atau pengunduran turnamen tenis internasional yang sudah diagendakan Pelti tahun ini.
"Menjelang kejuaraan tiba-tiba sponsor menarik diri tanpa alasan jelas," kata Wailan saat dihubungi, Senin, 29 April 2013. Wailan mengaku kecewa dengan pembatalan ini. Ia tidak menyebutkan berapa banyak peserta yang sudah mendaftarkan diri mengikuti turnamen kelas future itu.
Sekalipun kecewa, Wailan tetap berfokus pada rencana ke depan yang sudah disusun. Dia mengatakan turnamen berikutnya digelar di Tarakan, Kalimantan Timur, pada 13 Mei mendatang. Turnamen khusus putri ini disponsori bank lokal, ujarnya. Wailan berharap turnamen ini bisa berjalan.
PP Pelti semula mencanangkan menggelar 38 turnamen tenis internasional tahun 2013 ini. Turnamen-turnamen itu terdiri dari 20 turnamen untuk putri dan 18 turnamen untuk putra. Pada tahun-tahun sebelumnya, hanya ada sekitar lima turnamen internasional setiap tahun.
Memperbanyak turnamen tenis internasional merupakan salah satu cara PP Pelti meningkatkan kualitas petenis-petenis Indonesia. Langkah ini ditempuh juga untuk menambah poin para pemain agar mereka bisa mengikuti turnamen internasional yang lebih berkelas.
Menurut Wailan dengan banyak turnamen tenis internasional di Indonesia, petenis-petenis Indonesia tidak perlu mengeluarkan biaya mahal untuk mengikuti turnamen internasional di luar negeri.
Di kancah dunia, petenis Indonesia belum banyak berbicara. Satu-satunya petenis Indonesia yang bisa masuk dalam 300 besar dunia adalah Christopher Rungkat. Ia juga menjadi satu-satunya petenis senior putra yang bisa mengikuti babak kualifikasi turnamen Grand Slam Australia Terbuka awal tahun ini. Petenis-petenis lain masih berada di atas 500 besar. Salah satu kendala mereka adalah kurangnya jam terbang mereka di turnamen internasional.