Pesepakbola Spanyol Fernando Torres (kiri) merayakan gol keempatnya bersama rekan satu tim, Raul Albiol dalam laga Piala Konfederasi berhadapan dengan Tahiti di Estadio Maracana di Rio de Janeiro, Kamis (20/6). REUTERS/Pilar Olivares
TEMPO.CO, Madrid - Sebagian besar atlet Spanyol punya prestasi kelas dunia. Tim sepakbolanya adalah juara Piala Dunia dan Piala Eropa. Petenis Spanyol Rafael Nadal dan pembalap Fernando Alonso juga mendominasi cabang olahraga tenis dan balapan F1.
Tapi kelesuan ekonomi Spanyol membuat prestasi selangit para olahragawan negeri Matador tak lagi dihargai seperti dulu. “Di masa depan, semua atlet Spanyol akan dikurangi jatah fasilitasnya. Mereka akan jadi warga negara dengan kekayaan biasa saja,” kata pesenam Isaac Botella, kepada Radio Cadena yang dikutip Guardian, Kamis, 11 Juli 2013.
Sejak Januari 2013 lalu, Botella tidak lagi menerima berbagai bantuan dana dari pemerintah Spanyol. Padahal sebelumnya, dukungan finansial selalu melimpah. Mereka juga kini tak lagi dibiayai jika berkompetisi di luar negeri.
Pengetatan pengeluaran ini sudah dialami atlet Spanyol sejak tahun lalu. Pada penyelenggaraan Olimpiade London 2012 misalnya, banyak atlet Spanyol berangkat sendiri ke Inggris, tanpa subsidi dari pemerintah. Di sana, tak sedikit yang mengukir prestasi bagus.
“Sungguh menyakitkan bila Anda tahu kondisi finansial seluruh atlet Spanyol,” ujar Botella. “Bahkan untuk membeli celana pendek pun aku masih harus meminta dengan orang tuaku. Ini sangat memalukan.”
Botella dan rekannya sudah menulis surat terbuka kepada Federasi Senam Spanyol (RFEG) bulan lalu dan mengeluhkan masalah ini. Botella bukanlah satu-satunya atlet yang mengeluhkan hal ini. Carlos Perez dan Saul Craviotto – peraih medali emas cabang olahraga kayak di Olimpiadi Beijing 2008 – juga bernasib sama.