TEMPO.CO, Jakarta - Karir pemain depan Timnas Indonesia U 19 Egy Maulana Vikri tergolong cukup cemerlang. Beberapa kali menjadi pemain terbaik dan top skor di kompetisi lokal, nama Egy semakin melejit setelah membela timnas U 19 di Kejuaraan AFF U 18 di Myanmar.
Ditemui saat latihan ringan di Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Ragunan, Jakarta Selatan, Senin, 25 September 2017, pemain berusia 17 tahun itu mengaku telah jatuh cinta dengan sepakbola sejak kecil.
"Dari sejak umur bisa jalan, saya sudah mulai nendang-nendang bola. Saya kemudian diajari bermain (bola) oleh ayah," kata Egy.
Menurut penuturan Egy, ayahnya yang bernama Syariffudin, dulunya juga seorang pemain bola yang berposisi sebagai striker. Pensiun di dunia sepakbola, sang ayah mendiriman Sekolah Sepak Bola (SSB) Asam Kumbang, di kota kelahiran Egy, Medan. Di sana Egy mendapat dasar permainan sepakbolanya.
Di umur 7 tahun, Egy ikut SSB Tasbi Medan dan berlatih di dua SSB. Ia membagi waktu di kedua SSB itu untuk berlatih selama enam hari dalam seminggu. Di sana ia mengatakan mulai mengikuti kejuaraan junior di kelas umurnya. "Saya pulang sekolah siang, ngaji sampai jam 15.00 WIB, kemudian baru latihan," kata dia.
Jatuh bangun dirasakan Egy, hingga pada 2011, pelatih Timnas Indonesia U 19 Indra Sjafri menemukan bakat Egy di turnamen Grassroot U 12. Meski begitu, Egy mengatakan sosok Subagja Suhian sebagai sosok yang banyak membantunya di dunia sepakbola.
"Coach Indra belum tahu saya ada di mana. Pak Bagja temui saya di Medan dan cerita ke coach Indra. Pak Bagja yang bawa saya ke Jakarta dan mengikutikan saya di seleksi timnas dan memasukan saya ke diklat Ragunan," kata Egy.
Masuk ke Ragunan sejak kelas 2 SMP, permainan Egy semakin berkembang. Ia membantu ASIOP Apacinti juara Gothia Cup 2016 dan membawa Persab Brebes juara Piala Soeratin 2016. Namanya pun melambung dan membuat Indra Sjafri merekrutnya ke skuad Timnas Indonesia U 19.
Egy juga sempat mendapat penghargaan Jouer Revelation dalam Turnamen Toulon 2017 saat membela timnas. Egy dinilai sebagai pemain yang mampu memberikan pengaruh besar dalam timnya.
Trofi ini hanya diberikan pada satu pemain saja tiap tahunnya. Nama Cristiano Ronaldo dan Zinedine Zidane tercatat pernah menerima penghargaan ini. Egy mengaku senang dan bangga mendapat penghargaan tersebut.
"Awalnya saya gak tau itu trofi apa, saya kira itu trofi untuk pertandingan itu saja. Karena saya juga merasa penampilan saya belum terbaik mainnya. Tapi orang yang nilai, ya terserah penilaian mereka bagaimana saya bermain," kata Egy.
Saat ini, Egy Maulana Vikri mengatakan masih akan fokus pada latihan dan belajar di Diklat Ragunan. Ia pun mengatakan sedang bersiap untuk kualifikasi Piala AFC U 19 di Korea Selatan pada akhir Oktober nanti.