TEMPO.CO, Jakarta - Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) mencabut larangan memakai jilbab untuk pemain basket wanita. Keputusan tersebut sudah disetujui sejak Mei 2017 dan mulai berlaku di beberapa negara sejak 1 Oktober 2017, termasuk di Inggris.
Pencabutan itu tak lepas dari kampanye #FIBAAllowHijab di media sosial selama dua tahun terakhir. Para pendukung kampanye ini menilai larangan FIBA itu merupakan bentuk dari stereotif dan mengganggu kebebasan beragama. Kampanye di Change.org didukung hingga 137 ribu orang.
Asma Elbadawi salah satu pemain basket wanita dari Falcon, Leicester, Inggris, melihat kebijakan baru itu akan membawa dampak besar terhadap perkembangan wanita muslimah dalam bermain basket. "Kita memang tidak melihatnya hari ini, tapi ini olahraga elit, ini akan bertahap," katanya.
Asma membayangkan akan banyak pemain basket wanita muslimah yang akan bermain menggunakan hijab. "Kita akan lebih banyak melihat ini, di Amerika atau berbagai tempat atau dalam tayangan," ujar Asma.
Hal serupa disampaikan oleh pemain Falcon lainnya, Yaquin Drair. Menurutnya ini akan memberikan perubahan yang besar karena akan disaksikan oleh anak muda dan anak-anak. "Ini akan jadi inspirasi dan panutan bagi mereka untuk bisa bermain basket dengan hijab," kata Yaquin.
Sedangkan Raabya Pasha, salah satu pemain basket wanita muslimah dari tim Falcon, mengatakan, "jika pun kami dengan pakaian tertutup, itu tidak akan menghentikan kami bermain. Ini penting, karena akan banyak orang bisa melihat wanita bermain dengan hijab."
ALJAZEERA | RAMADHAN L.Q.