TEMPO.CO, Jakarta - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lamongan mengeluarkan klarifikasi atas meninggalnya kiper tim Liga 1 Persela Lamongan, Choirul Huda. Ini menyusul cedera berat yang dialami kiper itu dalam laga melawan Semen Padang di Stadion Surajaya, Lamongan, Minggu, 15 Oktober 2017.
Dalam klarifikasinya, PMI Lamongan menegaskan tidak pernah bertugas dan tidak pernah bekerja sama dengan tim medis Persela. Termasuk dalam pertandingan Persela melawan Semen Padang di Stadion Surajaya.
Baca: Liga 1: Masih Trauma Kematian Choirul Huda, Rodrigues Bungkam
Ketua PMI Lamongan Sudiman mengharapkan masyarakat bisa jeli melihat logo yang digunakan tim medis yang menangani mendiang Choirul Huda bukanlah PMI Lamongan.
PMI Lamongan mengajak masyarakat cerdas dalam menerima informasi yang diterima. Khususnya melalui media sosial, sehingga tidak menimbulkan kerugian dari pihak mana pun.
Selain itu, PMI Lamongan mengucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya Choirul Huda, yang merupakan putra kebanggaan Lamongan. PMI merasa perlu mengeluarkan rilis untuk mengkonfirmasi berbagai komentar negatif terhadap PMI Lamongan dalam peristiwa meninggalnya Choirul Huda.
Baca: Kenali Hypoxia yang Diduga Dialami Choirul Huda
Laga Persela melawan Semen Padang di Stadion Surajaya menjadi pertandingan terakhir Choirul Huda sebagai pemain sepak bola dan kapten Laskar Joko Tingkir.
Untuk menghargai jasa Choirul Huda, yang membela Persela dari 1999 sampai 2017, manajemen Persela memutuskan memensiunkan nomor punggung 1 di klub anggota Liga 1 itu. Nomor punggung 1 selama ini dipakai Choirul Huda ketika membela Laskar Joko Tingkir.
LIGA INDONESIA