TEMPO.CO, Jakarta - Ada kejadian menarik saat Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo lolos ke final BWF World Superseries Finals 2017 dengan mengalahkan pasangan Jepang. Saat tertinggal mereka mengubah gaya permainan sehingga sempat menimbulkan pertayaan wasit.
Marcus/ Kevin melaju ke final dengan mengalahkan pasangan Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda, dengan skor 21-10, 18-21, 21-16 dalam pertandingan di Dubai, Uni Emirat Arab, Sabtu.
Mereka menang Marcus dengan mudah pada game pertama. Namun, pada game kedua Kamura/Sonoda justru balik memimpin dan mengendalikan permainan.
Saat tertinggal jauh 11-19, Marcus / Kevin sempat menyusul hingga 16-16. Di akhir game pun pasangan Indonesia sempat nyaris mendekat hingga 18-20, buah dari permainan lob panjang yang tampaknya menguras tenaga dan konsentrasi lawan.
Nah, permainan lob itulah yang sempat menyulut kecurigaan wasit sehingga menegur pelatih Kevin/Marcus, Aryono Miranat.
Aryono pun menceritakan insiden itu seusai pertandingan. “Sempat ditanya oleh referee kenapa Kevin/Marcus bermain seperti itu, banyak lob-lob panjang dan kesannya tidak serius," kata dia. "Lalu saya jelaskan bahwa ini adalah bagian dari strategi dan saya rasa tidak ada yang salah dengan itu. Lawan pun meladeni lob tersebut dan tidak menyerang. Di ganda putri bahkan lebih banyak kita temukan reli panjang seperti ini."
Bagi Marcus, strategi yang mereka pakai itu sah-sah saja. “Memang ini bagian dari strategi ya, main lob lob panjang. Biar gantian, lawan juga jadi capek,” ungkap Marcus.
Sedangkan Kevin menyatakan, pada gema kedua itu mereka memang mengubah strategi. “Di game kedua itu memang kami mengganti strategi jadi bermain defense. Kami sudah ketinggalan jauh, jadi kami mencoba untuk mengganti strategi,” ujar Kevin.
Marcus /Kevin masih menanti calon lawan di final, antara pasangan juara dunia 2017, Liu Cheng/Zhang Nan (Cina), atau Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark).
BADMINTON INDONESIA