TEMPO.CO, Jakarta - Juara tinju dunia kelas berat Deontay Wilder diharuskan melakukan pelayanan masyarakat pada Kamis, 11 Januari 2018, setelah dinyatakan bersalah karena kejahatan ringan, yakni kepemilikan ganja. Wilder ditangkap polisi pada Juni 2017 di Tuscaloosa, Alabama.
Wilder yang mendapatkan hukuman kurungan 30 hari dan 2 tahun masa percobaan tersebut, diharuskan menjalani pelayanan masyarakat di Asosiasi Pemuda Kristen (YMCA) setempat selama 60 jam.
"Kami menghormati peraturan pengadilan. Tentu saja kami berharap akan mendapat pembebasan. Kami akan melihat opsi-opsi banding kami dan kemudian beranjak dari sana," kata pengacara Wilder, Paul Patterson.
Baca: Deontay Wilder, Melaju di Tinju Dunia karena Putrinya yang Cacat
Wilder diminta menepi pada Juni silam karena kaca film mobilnya lebih gelap dari yang diizinkan peraturan. Saat itu para petugas mencium bau ganja dari mobil Cadillac Escalade yang dikendarainya.
Patterson saat itu mengatakan ganja tersebut bukan milik kliennya, yang telah keluar negara bagian selama beberapa hari dan pulang dari Georgia dengan mobil Rolls-Royce-nya sebelum menggantinya dengan Cadillac Escalade untuk bekerja.
Patterson mengatakan Wilder memiliki banyak kendaraan yang dapat diakses oleh teman-temannya, dan Wilder memilih menggunakan Cadillac untuk bekerja karena kaca film yang gelap memberikan lebih banyak privasi.
Baca: Selain Tyson, Dua Petinju Top Ini Juga Terlibat Kekerasan Seksual
"Hal yang dapat diambil pelajaran bagi Wilder adalah untuk tidak meninggalkan sejumlah kendaraannya dalam perawatan banyak orang atau mengizinkan mereka menggunakannya ketika ia sedang keluar kota," ujar Patterson.
Wilder yang merupakan juara kelas berat WBA dijadwalkan mempertahankan gelar tinju dunianya pada 3 Maret melawan petinju Kuba, Luis Ortiz.
REUTERS | ANTARA