TEMPO.CO, Jakarta - Rafael Nadal masih berada di panggung yang sama, Stadion Tenis Rod Laver Arena, Melbourne Park, Rabu siang waktu setempat, 17 Januari 2018. Tapi, kali ini, petenis putra nomor satu dunia itu mendapat perlawanan lebih keras dibandingkan saat menggilas Estrella Burgos 6-1, 6-1, 6-1 pada babak pertama Australia Terbuka.
Leonardo Mayer, peringkat 52 dunia dari Argentina, membuat jantung Nadal berdegup lebih cepat terutama pada set ketiga karena terjadi tiebreak.
Pertarungan babak kedua ini tetap dijalani Nadal secara straight set –tiga set khusus untuk tunggal putra seri grand slam-, tapi berlangsung jauh lebih menegangkan dan melelahkan.
Nadal, yang bermain dengan pukulan forehand tangan kiri meski tidak kidal, harus mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya untuk menang 6-3, 6-4, 7-6 (7-4).
Mayer, 30 tahun atau setahun lebih muda dari Nadal, menghujani lawannya dengan rentetan pukulan forehand tangan kanan dan backhan yang keras dan akurat terutama pada saat penentuan, yaitu set ketiga.
Saat tiebreak, Mayer juga sempat melakukan ace –pukulan servis yang tak dapat dijangkau lawan- yang sempat membuat juara grand slam 16 kali dari Spanyol itu ketar-ketir.
Pukulan dan terutama servis Nadal sekarang jauh lebih tajam dan bervariasi sejak diasuh mantan petenis idolanya dari Spanyol, Carlos Moya.
Tapi, melihat tingkat tantangan yang terus menanjak, prediksi Toni Nadal, paman sekaligus mantan pelatih Rafa, bahwa keponakannya akan berat buat mengulangi suksesnya dalam tahun 2017, ada benarnya.
Hal itu lantaran setelah meraih dua gelar grand slam tahun lalu di lapangan tanah liat Prancis Terbuka –untuk ke-10 kalinya!- dan di lapangan keras Amerika Serikat Terbuka, Nadal dibekap cedera.
Hal itulah yang membuat Nadal baru bisa bermain pada saat-saat terakhir sebelum Australia Terbuka dimulai 15 Januari 2018.
Itulah yang membuat Toni agak pesimistis melihat peluang keponakannya di lapangan keras komplek Melbourne Park. Tahun lalu, Nadal mencapai final sebelum dikalahkan Roger Federer dan petenis Spanyol ini terakhir bisa sekali juara pada 2009.
Nadal sekarang tak lagi semata mengandalkan semangat juang yang tinggi di lapangan. Toni dulu bilang memotivasi keponakannya untuk selalu bermain ngotot karena ia sebenarnya bukan pemain dengan talenta pukulan yang hebat.
Kini Nadal lebih baik penguasaan teknik pukulannya setelah ditangani Moya. Tapi, kondisi fisiknya yang belum seratus persen pulih mungkin bisa mengganjal impiannya meraih grand slam ke-17 dalam Australia Terbuka di Melbourne Park.
GUARDIAN | HARI PRASETYO