TEMPO.CO, Jakarta - Satu lagi petinju Indonesia akan memperoleh kesempatan menantang juara tinju dunia. Kali ini peluang diperoleh Defry Palulu, yang akan menantang juara kelas bulu super WBC asal Meksiko, Miguel Berchelt.
Namun ada halangan yang harus diselesaikan kubu Defry jika ingin peluang itu tidak lepas, yaitu soal visa ke Meksiko. Tawaran menghadapi Berchelt yang dijadwalkan digelar di Cancun pada pertengahan Februari nanti, datang mendadak.
Baca: Manajemen Tak Paham Prosedur Urus Visa, Laga Daud Yordan Batal
Berchelt seharusnya dijadwalkan menghadapi petinju asal Filipina, Carlo Magali. Namun Magali tiba-tiba berhalangan, sehingga promotor Fernado Beltran yang menangani Berchelt memberikan tawaran dadakan kepada Defry.
"Tawaran itu langsung saya setujui, karena saya pikir ini kesempatan emas bagi Defry untuk merasakan kejuaraan dunia. Selain itu bayarannya juga lumayan untuk dia, karena mencapai angka puluhan ribu dolar Amerika," kata Armin Tan, manajer sekaligus pelatih Defry di Armin Tan Gym, Tangerang.
Baca: Batal Tanding di Inggris, Laga Daud Yordan Digeser ke Prancis
"Masalahnya, kami harus bisa mendapatkan visa Meksiko dalam waktu tidak kurang dari dua pekan. Kalau urusannya lancar, Defry pasti berangkat. Namun jangan bicara target, karena saya melihat ini kesempatan bagi Defry untuk merasakan kejuaraan dunia. Saya sadar peluang sangat kecil, namun sekecil apapun peluang tetap harus dimanfaatkan," kata Amir lagi.
Defry saat ini menggenggam gelar kelas bulu super WBC Asia, atau juara divisi II di badan tinju dunia WBC. Rekor yang disandang petinju asal Waingapu, NTT berusia 27 tahun tersebut adalah 19-2-1 (12 KO). Sementara Berchelt berusia 26 tahun dengan rekor bertanding 32-1 (28 KO).
DONNY WINARDI