TEMPO.CO, Jakarta - Atlet tenis muda Indonesia, Justin Barki, merasa memetik banyak manfaat meski gagal menyumbang poin untuk Indonesia saat menghadapi Filipina di Piala Davis Grup II Zona Asia/Oseania di Lapangan Tenis Terbuka Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad, 4 Februari 2018.
Berpasangan dengan David Agung Susanto, mereka dikalahkan Francis Casey Alcantara/Jurence Zosimo Mendoza.
Justin, 17 tahun, mengaku sedikit gugup dalam debutnya di Piala Davis itu. Apalagi lawannya sudah tiga kali berturut-turut juara. “Nervous ada, namun setelah set berlangsung, lama-lama hilang.”
Meski kalah, Justi merasa pertandingan ini penting baginya. “Saya bermain untuk negara. Dua kali pertandingan besar setelah SEA Games 2017.”
Untuk ke depan, Justin akan mencoba lebih fokus antisipasi dan lebih berani ambil risiko. “Main yang terbaik saja, apapun hasilnya, mau itu individu atau beregu,” kata dia.
Justin, yang merupakan petenis kidal, menempati peringkat ke-465 dunia di nomor ganda. Ia, yang telah empat kali juara ganda putra turnamen ITF Futures pada 2017, menempati peringkat 1592 dunia untuk tunggal.
Setelah Piala Davis, Justin dan tim Piala Davis Indonesia akan memasuki masa transisi atau istrahat selama lebih-kurang dua minggu sebelum bertanding pada kejuaraan nasional di Makassar dan laga play-off pada bulan April. “Saat ini saya bersyukur bisa bermain untuk Indonesia,” ujar Justin.
Selanjutnya, Justin akan tinggal di Amerika. “September 2018 saya akan mulai kuliah di Amerika Serikat,” kata dia.
Di Amerika nanti, Justin berencana tetap menggeluti tenis dan akan masuk college tennis. “Seperti Mendoza, dia juga pemain college. Nanti saya akan coba berlatih dan mengembangkan di sana.”