TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan untuk menggeser jadwal libur anak sekolah di DKI tahun ini, berkaitan dengan pelaksanaan Asian Games 2018. "Boleh enggak ditukar liburnya anak sekolah. Kalau mestinya libur Juli, kita jadikan Agustus," kata JK di kantor wakil presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa, 13 Februari 2018.
JK menjelaskan, pertimbangan itu sedang dilakukan berkaitan dengan pengaturan kemacetan ketika Asian Games berlangsung, pada Agustus nanti. Menurut JK, lalu lintas menjadi salah satu kendala dalam test event yang dilakukan. Sebab, syarat untuk tiba ke venue dari Wisma Atlet tak sesuai target. "Lalin yang diisyaratkan 35 menit harus sampai, ada yang 40-50 menit. Jadi butuh rekayasa lalin yang lebih baik lagi," katanya.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya juga mempertimbangkan opsi meliburkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah saat Asian Games 2018 berlangsung. Sebagai gantinya, siswa ikut berpartisipasi di kejuaraan multicabang itu, termasuk membuat karya tulis.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Jakarta, pada 26 Januari 2018 lalu, mengatakan opsi meliburkan proses belajar-mengajar itu untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Saat Asian Games, kemacetan dikhawatirkan akan mengganggu atlet menuju venue perlombaan.
"Kami sangat terbuka karena ingin ini sekali dalam empat puluh tahun menjalankan Asian Games, jadi terakhir 1962 di sini," kata Sandiaga. "Ini harus kita gunakan karena ini wajah Indonesia, ini reputasi martabat bangsa yang dipertaruhkan. Jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga."
Wacana meliburkan sekolah selama Asian Games sudah dibicarakan Ketua Indonesia Asian Games Organizing Committee Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir dengan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Erick bercerita, saat pergelaran Asian Games atau perhelatan besar lain di Cina, sekolah biasanya diliburkan. Sandiaga menilai banyak alternatif yang bisa ditempuh, selain meliburkan.
"Setiap ada perhelatan besar, sekolah diliburkan, jam kerjanya diatur, dan malah murid-murid diberikan kesempatan meliput Asian Games, membuat karya tulis, membuat proyek sekitar Asian Games, dan teman-teman yang bekerja diatur waktu masuknya sehingga lebih efektif," tutur Erick.