TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Komite Olahraga Beladiri Indonesia (KOBI), Ardiansyah Bakrie, menilai bela diri campuran atau Mixed Martial Arts (MMA) di Indonesia telah berkembang sangat pesat dalam dua tahun terakhir. “Terutama sejak lahirnya One Pride,” kata dia kepada Tempo melalui pesan WhatsApp, Senin, 11 Februari 2018.
Ardiansyah atau Ardi mengatakan perkembangan MMA di Indonesia juga tak lepas dari peran media yang telah memberi dukungan pada tayangan One Pride. Untuk prospek, Ardi berujar, akan terus membaik selama kontinuitas event dijaga.
Selain tayangan, Ardi menilai prospek juga bisa terlihat dari kemampuan petarung. “Sekarang jauh lebih baik,” ujar Ardi.
Ajang kompetisi MMA One Pride telah menjalin kerja sama dengan Ultimate Fighting Championship (UFC). Kerja sama ini juga termasuk bergabungnya KOBI ke dalam Federasi Beladiri Dunia (IMMAF). Petarung Indonesia telah memiliki kesempatan untuk menimba ilmu langsung di tempat latihan para atlet UFC di Las Vegas, Amerika Serikat.
Terkait program pengembangan selanjutnya, kata Ardi, selain dari ajang yang telah ada, KOBI akan memberikan pelatihan dan pembinaan kepada atlet, coach (pelatih), maupun perangkat pertandingan lainnya, yaitu juri dan wasit. “Sehingga semakin baik. Apalagi KOBI telah menjadi member resmi IMMAF.”
Nantinya, atlet yang akan dibina, kata Ardi, dimulai dari atlet usia dini, pemula, atau amatir. “Akan kami kirim ke event yang dibuat IMMAF untuk membela negara,” kata Ardi.
Memasuki tahun kedua penyelenggaraan, One Pride Indonesia telah menggelar delapan National Championship Fight Night yang terdiri atas 160 fight tujuh kelas yang berbeda yakni bulu, bantam, terbang, ringan, welter, straw putra dan putri.
Pada tahun ini, MMA One Pride memulai dengan laga bertajuk Pro Never Quit yang berlangsung di Britama Arena, Sabtu, 10 Februari 2018. Pertarungan perebutan gelar juara kelas terbang antara Rudy Agustian sang juara bertahan dan Suwardi fighter asal Team ASTA didapuk sebagai pembukaan.