Iklan
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan, kemungkinan akan turun pada nomor bukan andalannya, di Asian Games 2018. Asian Weightlifting Federation (AWF) memutuskan menghapus kelas 62 kilogram yang menjadi nomor andalah Eko Yuli.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI) Alamsyah Wijaya, mengatakan Eko kemungkinan akan digeser ke nomor lain, yakni kelas 69 kilogram.
"Kemungkinan terburuk kita naikkan (Eko) ke nomor 69 kilogram, kalau 62 kilogram tetap dihilangkan, itu harus kita lakukan," kata Alamsyah saat dikonfirmasi Tempo, Kamis, 22 Februari 2018.
Meski begitu, Alamsyah mengatakan PB PABBSI telah berkomunikasi dengan Komite Olimpiade Indonesia (KOI), untuk melobi Komite Olimpiade Asia (OCA) dan membatalkan putusan itu. Hingga saat ini, PABBSI masih menunggu jawaban atas protes tersebut.
Hilangnya kelas 62 kilogram dinilai Alamsyah berpengaruh cukup signifikan pada cabang angkat besi. Pasalnya, Eko merupakan salah satu lifter yang kerap menorehkan prestasi di nomor itu. Apalagi, di kelas 69 kilogram, Indonesia juga memiliki dua lifter handal lain, yakni Deni dan Triyatno.
Ditambah, persyaratan dari OCA, hanya dua wakil di satu negara yang bisa turun dalam satu nomor. "Itu masalah yang harus diselesaikan dengan bijak," kata Alamsyah.
Eko Yuli sendiri mengaku tak terlalu percaya diri jika turun di nomor 69 kilogram. Pasalnya, selain lebih banyak lawan berat, nomor ini juga tergolong baru bagi Eko.
"Untuk internasional, saya belum pernah coba ke 69 (kilogram). Yang pasti lebih susah naikin angkatan dan lebih berat juga target di 69," kata Eko saat dikonfirmasi.
Meski begitu, Eko mengaku siap jika akhirnya diturunkan di nomor barunya itu. Ia tak memiliki masalah dalam menaikkan bobot badannya sesuai kelas 69 kilogram. "Saya cuma bisa jalani yang ada aja mas. Cuma kalau kelas 62 kilogram dihapus ya belum tahu bisa medali apa tidak," kata atlet peraih perak di Olimpiade 2016 Rio de Janeiro itu.
Iklan
