TEMPO.CO, Jakarta - Empat karateka andalan Indonesia tak ada di pemusatan latihan nasional (pelatnas) Asian Games 2018. Mereka mundur pada awal Januari lalu menyusul masalah internal di pelatnas.
Absennya empat karateka itu akan jadi kehilangan besar bagi Indonesia. Mereka adalah para peraih medali dalam SEA Games 2017.
Keempatnya adalah Srunita Sari Sukatendel (peraih medali emas SEA Games 2017 dari nomor kumite -50 kilogram putri), Cok Istri Agung Sanistyarani (emas SEA Games 2017 kumite -61 kg putri), Sisilia Agustiani Ora (perak kata perorangan putri), dan Ahmad Zigi Zaresta Yuda (perak kata perorangan putra).
Lalu, mungkinkah keempatnya kembali ke pelatnas? Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB Forki) Lumban menyebutkan peluang itu ada, tapi sejumlah syarat harus terpenuhi. “Tergantung situasi,” katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 23 Februari 2018.
Syarat pertama, kata Lumban, mereka harus membangun situasi kondusif dulu, kondisi damai. Dalam penilaian Lumban, situasi yang damai tidak pernah terbangun karena para atlet itu menghadap ke sana ke mari.
Yang kedua, Lumban melanjutkan, ia dengan tegas menginginkan keempat karateka itu menyebutkan siapa yang mempengaruhi mereka. “Siapa yang memprovokasi anak-anak itu? Tidak mungkin inisiatif atlet itu sendiri. Masak, enam orang atlet bersikap sama sebelumnya? Sampaikan yang jelas pada sesama pengurus PB Forki,” ujarnya.
Lumban menuturkan keempat atlet harus berani membuka suara mengenai siapa yang memprovokasi mereka selama ini. “Tidak perlu konferensi pers, ke PB Forki saja mereka terbuka. Sampai sekarang, PB Forki belum tahu, pelatihnya kan banyak,” ucapnya.
Sejak pengunduran diri keempat karateka tersebut, Lumban mengatakan keputusan yang diambil waktu itu adalah mereka tidak boleh masuk pelatnas dalam waktu yang tidak ditentukan. “Bisa seminggu atau sebulan dan seterusnya,” tuturnya.
Begitu mereka mengatakan mundur, Lumban berujar PB Forki segera membahasnya dalam rapat. “Yang namanya orang mengundurkan diri tidak boleh kami paksa-paksa untuk masuk lagi, dong. Setengah hati,” katanya.
Terkait dengan kemungkinan keempat karateka itu bergabung, Lumban mengatakan, “Percaya mukjizat tidak? Hanya itu yang bisa mengembalikan,” ujar dia di Jakarta, Rabu, 21 Februari 2018.
Kementerian Pemuda dan Olahraga akan ikut menyaksikan seleksi karateka yang diadakan di Padepokan Judo Indonesia, Ciloto, Cianjur, Jawa Barat. Dalam perjalanan pembentukan tim inti, atlet akan menjalani serangkaian seleksi dua kali, yakni pada Maret 2018 (150 persen) dan bulan Mei 2018 (100 persen).
Sebelumnya, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto mengatakan pihaknya memberikan kesempatan kepada empat karateka yang telah mundur dari pelatnas untuk kembali. “Masih bisa ikut seleksi,” ucapnya melalui pesan di WhatsApp, Jumat, 23 Februari 2018.
Keempat atlet karate itu mundur saat dipersiapkan untuk World Premier League (WPL) 2018, Januari lalu, mereka keberatan karena pelatih sebelumnya, Philip King Galedo, tak lagi dipakai di pelatnas.