TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih ganda putra pemusatan latihan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), Herry Iman Pierngadi, menyebut penilaian dalam ketentuan servis yang baru hanya diketahui hakim servis dan Tuhan.
"Sekarang untuk servis ini kan penilaian sesaat saja, yang tahu hanya service judge dan Tuhan, dan keputusan ini mutlak, tidak bisa diprotes," kata Herry dalam keterangan PBSI, Senin, 12 Maret 2018.
Menurut Herry, ketentuan servis yang mengharuskan pemain melakukan servis dengan ketinggian maksimal 1,15 meter dari permukaan lapangan tersebut merugikan semua pemain, terutama yang berpostur tubuh tinggi.
Baca: Susy Susanti: Aturan Servis Baru Bulu Tangkis Rugikan Indonesia
Dia mencontohkan yang terjadi pada pemainnya dalam turnamen Jerman Terbuka 2018, yang menjadi ajang uji coba aturan tersebut. Dalam turnamen itu, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mengalami kekalahan di partai final oleh Takuto Inoue/Yuki Kaneko (Jepang) dengan skor 16-21, 18-21. Kekalahan tersebut, menurut Herry, sedikit banyak dipengaruhi oleh penilaian hakim servis mengenai ketentuan tersebut.
"Jadi kita untuk saat ini bergantung pada seseorang, bisa saja dibilang kemenangan ditentukan oleh service judge," kata Herry. "Seperti Fajar Alfian main dari putaran pertama sampai semifinal di Jerman itu servisnya aman, tapi kenapa di final bisa disalahkan sampai lima kali? Saya lihat posisi servisnya sama, tingginya sama, semua sama, tapi service judge beda orang."
Menurut dia, hal tersebut juga terjadi karena belum adanya teknologi yang mendukung aturan baru ini, sehingga peluang untuk terjadinya kesalahan karena faktor manusia (human error) menjadi besar.
"Jadi yang menentukan itu service judge. Kalau perlu ada hawk eye juga, jadi kalau dinyatakan salah, kita bisa challenge dengan bukti yang jelas, ada rekaman, autentik, dan bisa dipertanggungjawabkan. Ini akan lebih fair," kata Herry.
Baca: Aturan Baru Servis Bulu Tangkis, Apa Kata Marcus / Kevin?
Namun, Herry menegaskan, mereka harus mencari solusinya, jangan sampai terlalu lama menyalahkan aturan baru ini. "Karena bagaimanapun juga, aturan ini harus dijalani dan semua yang berkepentingan harus beradaptasi," tuturnya.
Aturan baru mengenai batasan tinggi servis ini ditetapkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Aturan tersebut berlaku mulai turnamen bulu tangkis All England 2018 hingga 2021.