TEMPO.CO, Jakarta - Serangan siber menargetkan Badan Antidoping Olahraga Inggris sepanjang akhir pekan tanpa mendapatkan akses ke data apa pun, sebuah pernyataan menegaskan pada Senin 26 Maret 2018.
Badan Antidoping Olahraga Inggris (UKAD) yang berbasis di London (UKAD) memegang rincian tes dan catatan medis dari ribuan atlet, mulai dari pemain sepak bola hingga peraih medali Olimpiade papan atas.
"Selama akhir pekan Badan Antidoping Inggris dibuat sadar akan adanya serangan siber yang mempengaruhi sistem kami. Kami dapat mengkonfirmasi bahwa tidak ada data yang hilang atau dikompromikan," kata pernyataan itu.
"Kami mengambil langkah yang diperlukan untuk menyelidiki dan menyelesaikan situasi. Tidak ada aktivitas inti, termasuk program pengujian kami, yang bisa dipengaruhi.
Baca: Tinju Dunia: Bersiap Hadapi Golovkin, Alvarez Positif Doping
"Kami puas bahwa kami memiliki tingkat keamanan siber yang tepat di tempat ini, dan kami terus meninjau sistem dan tindakan kami untuk memastikan mereka memiliki standar yang sangat tinggi," badan itu mengatakan.
UKAD tidak mengatakan di mana serangan itu diduga berasal atau yang pihak-pihak mana yang mungkin berada di belakangnya.
Surat kabar Independen melaporkan bahwa staf telah dikirim pulang pada hari Senin, dengan semua sistem elektronik UKAD dibawa secara offline.
Peneliti keamanan dunia maya memperingatkan pada bulan Januari tentang indikasi bahwa hacker yang bermarkas di Rusia mungkin merencanakan serangan terhadap organisasi anti-doping dan olimpiade menyusul skorsing Rusia dari Olimpiade musim dingin Pyeongchang bulan lalu.
Panitia Olimpiade musim dingin yang diselenggarakan di Korea Selatan menjadi sasaran serangan siber selama upacara pembukaan, tetapi Rusia menepis tuduhan sebagai peretas yang terlibat.
Sebuah kelompok peretas Rusia yang dikenal sebagai Fancy Bear disalahkan karena peretasan terkait Olimpiade tahun 2016, ketika Badan Antidoping Dunia mengatakan kelompok itu bertanggung jawab untuk mencuri dan memublikasikan informasi medis rahasia tentang atlet.