TEMPO.CO, Jakarta - Kontrak pertandingan tinju dunia yang disodorkan Anthony Joshua kepada Deontay Wilder hanya berisi tentang jumlah bayaran, yang sebesar $US 12,5 juta atau serkitar Rp 172 miliar. Tidak disebutkan tanggal dan tempat pertarungan.
Kontrak tersebut disebutkan oleh pihak Wilder melalui manajernya, Shelly Finkel, sebagai kontrak beli putus. Artinya Wilder menerima bayaran bersih sebanyak yang disebutkan dalam kontrak, tanpa ada tambahan dari pos-pos pemasukan lain seperti tiket pertandingan, penjualan tayangan televisi, maupun sponsor.
Baca: Tinju Dunia, Promotor: Jika Ditunda, Joshua vs Wilder Bisa Batal
"Itu kontrak beli putus, dan kami akan merespon nanti. Kami masih mempertimbangkan untuk menyetujui, atau menyodorkan kontrak lain versi kami. Pastinya Deontay serius untuk menghadapi Joshua, dan tidak ada lawan lain yang dia pikirkan," ujar Finkel.
Kubu Wilder sebenarnya menghendaki bayaran berupa pembagian keuntungan 60:40. Menurut perhitungan, laga Joshua vs Wilder jika jadi digelar berpotensi menghasilkan keuntungan hingga $US 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun.
Jadi bayaran Rp 172 miliar untuk Wilder dalam laga tinju dunia menghadapi Joshua tentu saja masih sangat jauh dari permintaan 60:40.
BOXING SCENE | THE TELGRAPH | DON