TEMPO.CO, Yogyakarta - Tim bola voli putra Surabaya Bhayangkara Samator akhirnya berhasil menjadi juara Proliga 2018 setelah suskses menumbangkan tim Palembang Bank Sumsel Babel dalam grand final di GOR Amongraga Yogyakarta Minggu 15 April 2018.
Surabaya Samator menang atas Bank Sumsel Babel dengan skor 3-1 dengan catatan poin 25-22, 25-16, 23-25, 30-28.
Dari pertandingan sebanyak empat set itu, sejak set awal hingga set terakhir dominasi poin yang disumbangkan dua pemain andalan Surabaya Samator, Rivan Nurmulki dan Rendy Febriant Tamamilang bak air mengalir.
Jika bukan Rendy yang mencetak poin maka ada Rivan yang menggantikan.
“Mereka berdua (Rivan-Rendy) memang pemain andalan kami, selalu membuat takut lawan, jelas kami pakai lagi untuk Pro Liga 2019,” ujar Manager Tim Surabaya Samator Nanang Masbudi usai laga.
Rivan dan Rendy hampir selalu berhasil mengeksekusi smash ke jantung pertahanan bank Sumsel Babel dan susah dipatahkan. Umpan-umpan yag diberikan para toser seperti Yuda Mardyansah selalu sukses dimanfaatkan keduanya.
Bisa dikatakan, 80 persen poin bagi Surabaya Samator dicetak Rivan dan Rendy.
Nanang menuturkan, atas gelar juara ke tujuh Pro Liga ini, Surabaya Samator terus mencari bibit unggu penerus jika Rivan dan Rendy kelak mulai menurun kemampuannya.
“Kami sekarang matangkan para pemain junior memiliki spesialisasi spike seperti Rivan dan Rendy, salah satunya Hadi Suharto,” ujar Nanang.
Hadi sendiri mulai diturunkan Surabaya Samator pada laga final itu.
Nanag menuturkan, untuk menghadapi Pro Liga 2019 pihaknya akan mengevaluasi kembali para pemain, mana yang perlu dipertahankan mana yang tidak.
“Termasuk para pemain asing kami juga kami evaluasi,” ujarnya.
Dalam laga final Proliga 2018 itu, dari dua pemain asing Surabaya Samator yang lebih sering diturunkan hanya satu yakni pemain asal Kuba Reidel Alfonso Gonzalez Toiran.
PRIBADI WICAKSONO