TEMPO.CO, Jakarta - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Bali dan KONI Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mengajukan diri sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 menawarkan tema pembinaan olahraga dengan kemasan pariwisata.
"Kami ingin menawarkan bagaimana olahraga prestasi tidak hanya mengandalkan dana hibah dari pemerintah ataupun masyarakat melainkan dapat menghidupi diri sendiri, salah satunya dengan pengemasan wisata," kata Ketua Umum KONI Bali I Ketut Suwandi dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Suwandi mengklaim bekal Provinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat sebagai daerah yang seringkali menggelar kegiatan-kegiatan internasional menjadi modal kedua daerah itu untuk menerima kesempatan sebagai tuan rumah PON XXI.
"Kesiapan infrastruktur di daerah kami mencapai lebih dari 80 persen karena kami juga melibatkan hotel-hotel yang mempunyai hall seluas 2.000 meter persegi hingga 4.000 meter persegi," klaim Suwandi.
Baca: Sumut dan Aceh Siap Gelar Pekan Olahraga Nasional 2024
Sementara, Ketua Umum KONI Nusa Tenggara Barat Andy Hadianto mengatakan Bali-NTB telah mengagendakan 56 cabang olahraga yang terdiri dari 44 cabang olahraga prestasi dan 12 cabang ekshibisi dalam PON 2016 di Jawa Barat.
"Bali akan menggelar sekitar 40 cabang olahraga dan NTB akan menggelar sekitar 16 cabang olahraga. Jumlah pasti masih akan kami tentukan kemudian jika terpilih sebagai tuan rumah," kata Andy.
KONI Bali dan NTB mengklaim akan menggelar PON 2024 secara sportif dan jujur tanpa harus memaksakan meraih peringkat pertama nasional.
Sebelumnya, calon lain tuan rumah PON 2024 KONI Provinsi Aceh dan KONI Provinsi Sumatera Utara mengklaim telah menyiapkan infrastruktur olahraga hingga 70 persen.
Bali-NTB, Sumatera Utara-Aceh, dan Kalimantan Selatan akan mengikuti biding tuan rumah Pekan Olahraga Nasional XXI 2024, yang akan digelar di Gedung Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa 24 April 2018.