TEMPO.CO, Yogyakarta - Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mencatat tahun 2018 akan menjadi tahun yang amat padat bagi para atlet bulu tangkis Indonesia.
"Pertengahan tahun 2018 saja ada tiga kejuaraan bulu tangkis level internasional yang jadwal penyelenggaraannya berurutan," ujar Kepala Bidang Sponsorshiship PBSI Alan Budikusuma di Yogyakarta Senin 23 April 2018.
Jadwal tiga kejuaraan di pertengahan tahun itu meliputi Indonesia Open (awal Juli), Kejuaraan Dunia (akhir Juli), dan Asian Games (Agustus).
Baca: Bulu Tangkis: Greysia/Apriyani Perlu Benahi Mental Bertanding
"Jadi 2018 ini merupakan tantangan pebulu tangkis Indonesia bagaimana mengukir prestasi di tengah jadwal sangat padat," kata peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.
Namun secara prioritas, lanjut Alan, PBSI memprioritaskan meraih prestasi tinggi di Indonesia Terbuka dan Asian Games. Karena dalam dua kompetisi itu Indonesia bertindak selaku tuan rumah.
Namun suami dari mantan pebulu tangkis Susi Susanti itu berharap atlet Indonesia juga bisa mengukir prestasi di Kejuaraan Dunia di Cina.
Baca: Bulu Tangkis Malaysia IC: Hendra/Ahsan Juara
Indonesia Open sendiri akan diikuti peserta dari 45 negara. Sama untuk Asian Games hanya peserta dari negara di Asia.
Alan menuturkan meski peta kekuatan bulu tangkis dunia banyak di negara Asia, tapi untuk levelnya tetap lebih tinggi Kejuaraan Dunia karena bisa diikuti sekitar 70 negara.
Saat ini, kata Alan, PBSI masih menggodok strategi agar para atlet bisa bermain maksimal di tiga event tersebut. Sembari tetap persiapan akhir menghadapi Piala Thomas dan Uber.
Alan melihat kekuatan utama Indonesia saat ini masih berada di ganda putra dan ganda campuran tanpa mengesampingkan nomor lainnya yang diharapkan mampu mendulang prestasi bagi bulu tangkis Indonesia.
"Di Asia saat ini banyak kekuatan dunia bulutangkis, ada Jepang, Cina, Korea, Thailand, dan negara Eropa seperti Denmark dan Inggris," ujarnya.
PRIBADI WICAKSONO