TEMPO.CO, Jakarta - Negosiasi pertarungan tinju dunia kelas berat antara Deontay Wilder dan Anthony Joshua berjalan alot. Kedua kubu saling serang dan saling menjatuhkan di media sosial dan media massa.
Sejauh ini belum ada pertemuan resmi di antara kedua kubu. Wilder, pemegang gelar WBC asal Amerika, memang sudah mengirim surat buat Joshua—juara WBA, IBF, dan WBO—asal Inggris. Intinya ia siap membayar Joshua US$ 50 juta (Rp 692,5 miliar) untuk pertarungan itu.
Masalahnya, kubu Joshua tak yakin tawaran itu sahih. Terutama karena usaha mereka untuk bertemu perwakilan Wilder, hingga batas akhir proposal pada Jumat malam, sudah dua kali gagal.
Eddie Hearn, promotor Joshua, menyebut surat Wilder itu hanya akal-akalan untuk menarik perhatian publik (PR stunt). “Kami meminta bertemu untuk membahas tawaran itu, mereka menolak. Kami meminta kontrak, mereka menolak," kata Hearn. "Saya yakin dunia tinju baru saja menyadari sebuah PR stunt yang menjadi bencana.”
Hearn juga tak yakin Wilder akan bisa memenuhi janjinya memberi bayaran US$ 50 juta. "Saya maksud, dengan segala hormat pada Deontay Wilder, yang sangat saya sukai, ia tak punya US$ 50 juta,” kata dia.
Karena itu, ia menganggap surat dari kubu Wilder itu seperti e-mail tipuan. "Jadi yang saya dapat sekarang adalah e-mail dari seseorang di Alabama yang mengatakan akan memberi kami US$ 50 juta. Saya cukup sering menerima e-mail serupa. Kadang dari Arab Saudi, kadang dari Cina, kadang dari Nigeria. Dan biasanya mereka meminta saya mengirim US$ 50 ribu dulu dan mereka akan mengirimkan balik."
Menanggapi hal itu, Wilder balik menyerang dengan menyebut Joshua dan Eddie Hearn sebagai hipokrit. Ia menyebut, kubu Joshua juga sudah memberikan tawaran kepadanya. "Bedanya kami menolak tawaran mereka, jadi tak ada perlunya bertemu (untuk membicarakan kontrak)," kata dia. "Itu seperti membeli rumah, siapa yang menerima harganya maka kontrak akan mengikuti."
Pertarungan tinju dunia antara Wilder dan Joshua menjadi partai yang paling ditunggu saat ini. Itu akan jadi duel besar unifikasi gelar juara kelas berat.
FORBES | DAILY MAIL