TEMPO.CO, Jakarta - Deontay Wilder mengatakan ia tidak percaya pertarungan reunifikasi gelar juara Tinju Dunia kelas berat miliknya melawan Anthony Joshua berada dalam situasi yang meragukan. Wilder, pemegang gelar juara dunia Word Boxing Council (WBC) asal Amerika serikat, masih optimistis.
Baca: Tinju Dunia: Negosiasi Joshua Vs Wilder Alot, Malah Saling Tuding
Padahal, harga yang dipatok pihaknya yaitu US$ 50 juta atau sekitar Rp 692,5 miliar untuk melakukan pertarungan penyatuan gelar itu ditolak pihak Joshua, juara dunia versi WBA, IBF, dan WBO
Pekan ini, Wilder meminta bayaran kepada Joshua sebesar US$ 50 juta dan menetapkan batas waktu pada Kamis lalu untuk membuat keputusan.
Joshua menanggapi Wilder di instagram dengan mengatakan, “Mari kita jalankan.” Tapi, meski petinju Inggris itu mengisyaratkan kesediaan bertarung, sampai tenggat yang ditetapkan datang dan berlalu, belum terjadi kesepakatan.
Wilder mengalahkan Luis Ortiz dalam penampilan terakhirnya, sehingga rekor menang dan kalahnya sekarang adalah 40-0. Adapun 39 kemenangan di antaranya dilakukan dengan cara knockout (KO).
Meskipun, perkembangan negosiasi terakhir masih berjalan alot, Wider masih tetap yakin pertarungan tersebut akan terjadi.
Ketika ditanya tentang tahapan pertarungan melawan Joshua, petinju Amerika itu bilang, “Hal itu pasti akan terjadi.” Ia lantas menambahkan, “Jika Joshua dan timya cukup cerdas, mereka akan mengambil pertarungan ini dan segera melaksanakannya.”
Batas waktu untuk menerima tawaran itu dibiarkan pihak Joshua macet. Hal itu terjadi setelah promotor Joshua, Eddie Hearn, mengatakan negosiasi dengan kubu Wilder adalah aneh.
“Ini semua sangat aneh. Saya membalas email Deontay Wilder dan bilang kami sangat tertarik untuk menggelar pertarungan. Tolong kirimkan rancangan kontrak kepada kami,” kata Hearn kepada Sky Sports.
Baca: Tinju Dunia: Bersedia Hadapi Joshua, Wilder Minta Rp 696 Miliar
“Ia menjawab dan bilang, ‘Anda harus menerima pertarungan ini dan kemudian kami akan mengirimi anda kontrak.’ Saya tidak pernah tahu apapun yang aneh sejak saya bekerja di tinju,” Hearn melanjutkan.