TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi ikut berkomentar terkait dengan wacana perubahan nama Istora, di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta Pusat. Imam berharap perubahan nama nanti tetap akan mempertahankan identitas asli Istora sebagai salah satu cagar budaya.
"Ya harus ada nama Istora-nya lah, itu legacy, kok. Setiap penamaan venue harus ada nama aslinya, seperti Istora dan GBK. Karena Palembang itu, Jakabaring tetap ada nama Jakabaring-nya," kata Imam saat ditemui di Auditorium Wisma Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta Pusat, Jumat, 11 Mei 2018.
Wacana perubahan nama muncul setelah perusahaan e-commerce Blibli menjadi sponsor utama di turnamen bulu tangkis Indonesia Open 2018, yang akan digelar pada Juli. Kontrak itu juga membuat Blibli akan mengubah nama Istora menjadi Blibli Arena. Istora memang kerap digunakan sebagai arena pertandingan bulu tangkis internasional sejak dahulu.
Meski ingin nama Istora tidak berubah, Imam tetap menyerahkan urusan ini sepenuhnya kepada Pengurus Pusat Kompleks Gelora Bung Karno. Kementerian, kata dia, tidak bisa terlalu banyak terlibat dalam hal tersebut.
"Silakan kelola dengan profesional, dengan baik, itu legacy yang patut dijaga, dipelihara, di sana ada nama Bung Karno. Kalau untuk pemenuhan operasional, pemenuhan perawatan, tentu PPK GBK yang lebih mengerti," kata Imam.
Pihak PPK GBK telah mengatakan perubahan nama ini belum pasti. Namun kemungkinannya sangat terbuka. Mengikat kontrak dengan pihak swasta dinilai sebagai langkah pasti untuk memastikan fasilitas di Istora tetap terjaga.
"Setiap upaya PPK GBK untuk memenuhi dana perawatan, pengelolaan, yang menjadikan kompleks GBK lebih baik, tentu Kemenpora akan mendukung," kata Imam.
Istora juga akan digunakan untuk Asian Games 2018. Cabang olahraga bulu tangkis akan digelar di bangunan yang berdiri sejak 1962 itu.
EGI ADYATAMA