TEMPO.CO, Jakarta -Rivalitas sengit dari dua petenis putri paling populer di dunia dalam 14 tahun terakhir, Serena Williams dan Maria Sharapova, akan kembali terjadi pada babak keempat Prancis Terbuka di lapangan tanah liat Roland Garros, Paris, Senin 4 Juni 2018.
Baca: Prancis Terbuka: Serena Tak Punya Dendam terhadap Sharapova
Serena, demikian panggilan akrab mantan petenis nomor satu dunia berusia 36 tahun itu, tampil luar bisa setelah absen lama karena melahirkan anak perempuan, September lalu.
"Hari ini adalah penampilan sangat solid untukku,” kata Serena, Sabtu lalu, dalam wawancara di lapangan bersama Cedric Pioline, setelah pemain Amerika Serikat ini mengalahkan unggulan ke-11 dari Jerman, Julia Goerges, dua set langsung.
Sedangkan mantan pemain nomor satu dunia dari Rusia, Sharapova, 31, akan bereuni dengan musuh bebuyutannya itu setelah lebih duku menumbangkan unggukan keenam dari Republik Cek, Karolina Pliskova, hanya dalam waktu 59 menit.
Sharapova baru bisa menang dua kali dalam 21 kali pertemuannya dengan Serena dan itu sudah berlangsung lama pada 2004.
Sedangkan pertemuan terakhir mereka terjadi pada babak perempat final Australia Terbuka 2016 yang menjadi kemenangan ke-18 beruntun Serena atas Sharapova.
Sekitar satu bulan setelah kekalahan di lapangan di lapangan keras Melbourne Park itu, Sharapova mengumumkan bahwa tes medis dirinya positif mengandung salah satu obat kategori terlarang untuk atlet, yaitu meldonium.
Sharapova menjadi selebritas paling terkenal di antara atlet Rusia dan Eropa timur yang memakai obat itu untuk meningkatkan kesehatan jantungnya.
Tapi, Sharapova mengatakan lupa mengikuti perkembangan daftar obat terlarang. sehingga terus mengonsumsi meldonium. Ia pun mengajukan banding atas masa hukuman larangan bertanding yang diterimanya karena doping itu. Beberapa bulan kemudian permohonan bandingnya diterima dan hukumannya dikurangi menjadi 15 bulan.
“Saya telah berbicara tentang bab itu untuk waktu yang lama sekarang dan untuk dapat menempatkan diri saya kembali pada posisi seperti kini. Saya tidak menghindar dari momen-momen ini,” kata Sharapova setelah menaklukkan Pliskova.
“Saya pergi ke lapangan utama, menginginkan tantangan berikutnya, dan bisa berhadapan dengan Serena. Saya pikir semua hal itu sudah bisa berbicara sendiri,” Sharapova melanjutkan.
“Tak peduli bagaimana rekor saya melawannya, saya masih datang ke turnamen dan menempatkan posisiku untuk bertanding melawan yang terbaik. Ada banyak hal dalam permainannya yang membuatnya tampil jauh lebih baik dari saya. Angka-angka itu tidak bisa berbohong,” Sharapova menambahkan.
Tapi, Sharapova belum menanggapi pernyataan Serena bahwa bagian dari buku otobiografi Sharapova yang menggambarkan sosok dirinya itu adalah berita gosip.
Baca: Prancis Terbuka: Nadal Terus Melaju untuk Bidik Trofi Ke-11
Dalam buku otobiografi yang diterbitkan pada September 2017, berjudul Unstoppable: My Life So Far, Sharapova menulis bahwa setelah ia mengalahkan Serena di final Wimbledon 2004, pemain Amerika itu menangis keras di kamar ganti pemain dan sejak itu membenci pemain Rusia ini.
ESPN | TENNIS WTA