TEMPO.CO, Jakarta - Rafael Nadal, 32, tak lagi sepenuhnya mendominasi kompetisi tenis lapangan tanah liat. Ada Dominic Thiem, 24, yang menjegal Nadal di Madrid Terbuka bulan lalu. Tapi, di final Prancis Terbuka Minggu ini, 10 Juni 2018, Nadal punya rekor bagus.
Baca: Juara Prancis Terbuka 2018, Simona Halep: Ini Impian Lama
Petenis putra nomor satu dunia dari Spanyol itu belum pernah kalah begitu ia berhasil menembus partai puncak seri Grand Slam di Roland Garros, Paris itu. Dan, ia sudah 10 kali melakukannya di sana, termasuk tahun lalu.
Thiem, petenis muda Austria, memang akan mendatangkan ancaman terbesar buat Nadal kali ini. Thiem adalah satu-satunya petenis yang mampu mengalahkan Nadal rangkaian turnamen pemanasan lapangan tanah liat menuju Prancis Terbuka tahun ini.
Baca: Simona Halep: Tangis di Tanah Merah Roland Garros
Rekor 50 kemenangan beruntun Nadal tahun ini dihentikan Thiem pada babak perempat final Madrid Terbuka, Mei lalu. Tahun lalu, Thiem juga mengalahkan Nadal pada Italia Terbuka di Roma.
Keduanya paling sering berhadapan di lapangan tanah liat dibandingkan petenis putra lainnya. Nadal memenangi enam dari sembilan pertemuan mereka, termasuk pada semifinal tahun lalu.
Nadal memang mengalami cedera kaki pada set kelima perempat final Grand Slam Australia Terbuka, Januari lalu, yang membuatnya menyerah melawan Marin Cilic.
Cederanya itu membuat Nadal mundur dari turnamen lapangan keras di Acapulco, Indian Wells, dan Miami. Tapi, ia pulih lagi ketika kompetisi memasuki seri lapangan tanah liat di Monte Carlo, Barcelona, Madrid –saat ia dikalahkan Thiem-, dan di Roma.
Kecuali di Madrid itu, Nadal memborong kemenangan di rangkaian turnamen tanah liat sebelum Prancis Terbuka tahun ini.
Nadal berpeluang besar mempertajam rekornya di Prancis, yaitu untuk memenanginya 11 kali. Namun, Thiem juga punya motivasi kuat buat menyusul jejak Thomas Muster, petenis Austria terakhir yang menang di Roland Garros pada 1995.
Pada 2011, Thiem mengalahkan seniornya itu, Muster, 6-2, 6-3 pada lapangan keras tertutup turnamen di Wina, Austria. Thiem sempat kesulitan mengatasi perlawanan Muster, mantan pemain nomor satu dunia yang juga bermain dengan tangan kiri seperti Nadal.
Kini, Muster menjadi salah mitranya seperti yang diungkapkan Thiem setelah mengalahkan Marco Cecchinato di semifinal Jumat lalu.
“Ia mengirim sebuah pesan kepada fisioterapis saya karena kami bekerja sama. Kami punya hubungan spesial karena pertandingan tersebut. Itu adalah pertandingan ATP (Asosiasi Tenis Profesional) terakhir yang diikutinya dalam kariernya,” kata Thiem tentang Muster.
“Ia adalah model panutan buat setiap petenis Austria. Ia adalah atlet terbesar dalam olahraga kami,” Thiem melanjutkan.
Didukung Muster, petenis tangan kiri temashur pada masa lalu, Thiem akan mencoba meruntuhkan singgasana pemain yang dijuluki raja lapangan tanah liat, Nadal, di Prancis Terbuka malam ini.
Adapun Nadal sudah lolos dari hadapangan keras sebelum final, yaitu ketika ia kalah pada set pertama melawan Diego Shcwartzman di perempat final dan “diselamatkan” hujan yang membuat pertandingan tertunda. “Saya beruntung,” katanya.
Baca: Lolos ke 8 Besar Prancis Terbuka, Nadal: Saya Tidak Merasa Tua
Pada babak sebelumnya, Nadal juga harus berjuang keras untuk mengalahkan Maximilian Marterer. Tapi, ia belum pernah kalah jika sudah mencapai final di Roland Garros. Entah, malam ini.
GUARDIAN | ESPN