TEMPO.CO, Jakarta - Sprinter Indonesia berusia 18 tahun asal NTB, Lalu Muhammad Zohri, membuat kejutan dalam Kejuaraan Dunia Atletik IAAF U-20 di Tampere, Finlandia.
Zohri menjuarai nomor paling bergengsi tersebut dalam final yang digelar pada Selasa 10 Juli 2018.
Zohri yang start dari lintasan 8, atau terluar, sama sekali tidak diunggulkan. Penonton lebih memberi perhatian kepada pelari yang berada di lintasan tengah: Anthony Schwartz dan Eric Harrison (AS), Thembo Monareng (Afsel), dan Dominic Ashwell (Inggris).
Baca: Lula Muhammad Zohri Bisa Memacu Semangat Atlet Asian Games 2018
Tak disangka, Zohri melesat meninggalkan para unggulan tersebut. Dia masuk finis dengan catatan waktu 10.18 detik. Kecepatan angin saat itu tercatat 1,2 meter/detik atau masih di bawah batas maksimal kecepatan angin yang diizinkan IAAF.
Zohri juga memecahkan rekor nasional junior 100 meter putra yang tercatat atas namanya sendiri 10,25 detik. Catatan waktu Zohri mendekati rekornas senior 10,17 detik atas nama sprinter Suryo Agung Wibowo.
Sejak Kejuaraan Dunia Atletik IAAF U20 digelar 32 tahun lalu, baru kali ini sprinter Indonesia menjadi juara. Hasil terbaik yang pernah dicapai Indonesia adalah lolos heat 1 pada tahun 1986.
Keberhasilan Zohri jelas memunculkan optimisme bahwa Indonesia mampu berbicara dalam persaingan atletik di Asian Games 2018, khususnya nomor 100 meter putra.
IAAF