TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mengincar posisi 10 besar pada Asian Games 2018, yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang pada 18 Juli hingga 2 September.
"Jika dikonversikan dengan medali emas, maka berkisar 16-an medali," ujar Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi di Kudus, Rabu, 25 Juli 2018.
Target itu jadi peningkatan dibandingkan pencapaian di Asian Games 2014, saat Indonesia finis di posisi ke-17 dengan 4 emas, 5 perak, dan 11 perunggu.
Sementara itu, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) menyebut target 16 emas itu adalah minimal. "Peluang perolehan medali yang disepakati KONI dengan pengurus cabang-cabang olahraga antara 16 hingga 22 medali emas," kata Ketua Umum KONI Tono Suratman dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI di Jakarta, Rabu.
Tono megatakan target 16 medali emas itu merupakan perolehan medali minimal agar kontingen Merah-Putih dapat masuk pada peringkat 10 besar Asia. "Penghitungan 16 medali emas itu berdasarkan kompetisi dan kejuaraan-kejuaraan yang diikuti atlet Indonesia pada 2018 menjelang Asian Games," kata Tono.
Tono meminta cabang-cabang olahraga Indonesia yang berpotensi merebut medali emas dalam Asian Games ke-18 itu untuk fokus menjaga mental bertanding mereka menyusul 24 hari jelang upacara pembukaan.
"Misalnya, cabang pencak silat. Dari 16 nomor pertandingan, pencak silat akan menyumbang empat medali emas," ujar Tono.
Sebelumnya, sejumlah cabang juga disebut berpeluang menyumbang emas bagi Indonesia di Asian Games nanti, seperti panjat tebing, paralayang, angkat besi, jet ski, boling, dan bulu tangkis.
Untuk memacu semangat atlet, Kementerian Pemuda dan Olahraga telah menyiapkan bonus menggiurkan. Untuk peraih emas akan diberikan bonus Rp 1,5 miliar.
"Bonus peraih medali emas sebesar itu, merupakan tertinggi sepanjang sejarah Asian Games," ujar Imam Nahrawi, Rabu.
Untuk peraih medali perak Asian Games, kata dia, masih seperti ijon. Oleh karena itu, lanjut dia, medali emas yang harus dijadikan motivasi semua atlet untuk bisa meraihnya.