TEMPO.CO, Jakarta - Mantan juara ganda putri Wimbledon Peng Shuai pada Rabu dijatuhi sanksi skorsing enam bulan dan denda US$ 10 ribu karena melanggar nilai-nilai anti-korupsi berupa upaya mengganti pasangan mainnya saat batas waktu pendaftaran sudah lewat.
Petenis Cina tersebut, yang menjuarai Wimbledon 2013 dan Prancis Terbuka 2014 di nomor ganda putri, dinyatakan terbukti melakukan pemaksaan dan menawarkan sejumlah uang agar partnernya setuju untuk mengundurkan diri saat turnamen Wimbledon 2017.
Meskipun tawaran itu ditolak dan Peng tidak jadi tampil pada Wimbledon 2017, Unit Integritas Tennis (TTU) mengatakan bahwa tindakan Peng sudah merupakan pelanggaran nilai-nilai antikorupsi.
Dalam Tennis Anti-Corruption Program (TACP) disebutkan bahwa tidak boleh secara langsung atau tidak langsung, merekayasaan atau mencoba merekayasa sudah hasil atau aspek lainnya di setiap event.
"Keputusan hari ini....yaitu menetapkan enam bulan, dengan penangguhan tiga bulan, serta denda 10 ribu dolar AS, dengan penangguhan lima ribu dolar AS, dengan syarat bahwa tidak ada lagi pelanggaran TACP yang dibuat," kata TTU dalam pernyataannya.
"Sanksi itu berlaku segera, dan berarti pemain tersebut tidak bola berkompetisi atau hadir pada setiap turnamen di bawah otoritas pengurus olahraga," tambah TTU.
Dengan sanksi itu, Peng, peringkat WTA 20 di ganda putri dan 80 di tunggal putri, bakal absen pada sejumlah turnamen WTA hingga November, dimana setelah itu hanya ada turnamen-turnamen kecil.
Pemain berusia 32 tahun itu pernah mencapai peringkat satu dunia ganda putri pada Februari 2014 dan di tunggal karier terbaiknya adalah peringkat 14 dunia pada Agustus 2011.
Mantan pelatih Peng Shuai, Bertrand Perret dari Prancis, juga dijatuhi sanksi atas perannya dalam kasus tersebut.