TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan dan Korea Utara tampil sebagai satu tim dalam cabang olahraga bola basket putri, di Asian Games 2018. Di laga pertama, mereka berhasil menaklukan Indonesia dengan skor telak 40-108 di Hall Basket Gelora BUng Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Agustus 2018.
Ini merupakan pertama kalinya tim basket Korea diisi oleh dari kedua negara yang sempat berseteru itu. Padahal Korea Selatan merupakan juara bertahan Asian Games, setelah menjadi juara di Incheon pada 2014 lalu.
Baca Juga:
"Kami juara bertahan, tapi kami mau bersama-sama karena kami masih satu wilayah dan satu keluarga, jadi di Asian Games ini kami ingin bergabung," ujar Pelatih tim Korea Gabungan, Lee Moonkyu, saat ditemui usai pertandingan.
Dalam 12 pemain yang dibawa oleh Moonkyu ke Asian Games ini, terdapat 2 pemain asal Korea Utara. Mereka adalah Jang Mi Gyong dan Ro Suk Yong. Meski didominasi pemain Korea Selatan, namun permainan tim gabungan Korea tampak dominan.
Permainan menonjol terlebih ditunjukkan oleh pemain centern Ro Suk Yong. Ia tampil agresif dan mencetak total 22 poin. Padahal para pemain baru saja berlatih bersama selama dua minggu.
"Tidak ada yang sulit (membuat tim solid), kami hanya punya waktu latihan dua minggu saja sebelum bertanding, jadi waktu latihan kami singkat. Kalau waktunya lebih lama, performa kami bisa lebih baik," kata Moonkyu.
Ini bukan kali pertama Korea Utara dan Korea Selatan bergabung dalam satu tim. Pertama kali kedua negara bersatu di cabang Hoki Putri pada Olimpiade Musim Dingin PyeongChang, Korea Selatan. Di Asian Games ini, mereka akan berada dalam satu bendera di tiga cabang olahraga, yakni bola basket putri 5x5, perahu naga (putra dan putri), serta dayung putra LM4-, LM8+, dan putri LW2X).
Moonkyu mengatakan cukup senang dengan adanya penggabungan tim basket ini. "Kami hanya ingin bersatu, itu adalah hal yang lebih penting. Itu lebih penting daripada masalah politik," kata dia.
EGI ADYATAMA