TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu emas Asian Games 2018 kontingen Indonesia diraih dari cabang tenis lewat pasangan Ganda Campuran Tenis Indonesia, Christopher Rungkat/Aldila Sutjiadi. Keduanya sekaligus mengakhiri puasa gelar Indonesia di cabang tenis yang sudah berlangsung selama 16 tahun terakhir.
Pada Sabtu lalu, 25 Agustus 2018, Christopher/Aldila menjadi yang terbaik dengan mengalahkan ganda campuran tenis Thailand, Kumkhum Luksika/Ratiwati Sonchat. Setelah melalui perjuangan keras, mereka menang dengan skor 6-4, 5-7, (10-7).
Baca: Raih Emas Tenis Asian Games, Christopher/Aldila Dapat Bonus Rumah
Aldila bercerita, awalnya dia tak menyangka akan menjadi pasangan ganda campuran Christopher Rungkat itu. Sebabnya, Christopher adalah pasangan kakaknya Jonathan Amdanu saat bertanding di nomor ganda pada Solo Open Internasional Junior Championship 2004. “Saat itu umur saya baru sembilan tahun,” ujar atlet yang lahir pada tanggal 2 Mei 1995 itu.
Namun, lanjut Aldila, dia tak mau tertekan dengan senioritas. Dia bertekad bermain lepas saja dengan mantan pasangan kakaknya itu. “Pertama kali latihan dengan Christopher, tiga minggu sebelum Asian Games 2018,” lanjut gadis Serjana Sains Bidang Ekonomi Matematika di Universitas Kentucky itu.
Pada latihan pertama itu, Aldila sudah merasa ‘klik’ dengan laki-laki kelahiran 14 Januari 1990. “Kalau Christopher di depan, saya merasa nyaman dan aman di belakang,” ujar gadis berambut lurus itu dengan muka memerah, dan dia pun mendadak senyum cengengesan.
Menurut Aldila, ketika di lapangan, saat Christopher berada di depan gerakannya cepat sekali, sehingga dia tak perlu banyak rally dari belakang. “Begitu juga ketika aku di depan, dia tetap memegang permainan hingga 60 sampai 70 persen dari belakang,” kata Aldila.
Dengan demikian, Aldila cukup menjaga ritme dalam permainan, tanpa merasakan tertekan oleh musuh. “Kalau dia pegang bola, pokoknya saya aman,” lanjut Aldila.
Putri dari Indriatno Sutjiaji itu juga mengatakan, Christopher tak jauh beda dengan idolanya petenis dari Swiss, yakni Roger Faderer. “Roger Faderer itu tenang sekali, sikapnya juga baik, tidak sombong, namun berbahaya dengan bola-bola mematikan,” jelasnya.
Tentu medali emas pada Asian Games 2018 ini, kata Aldila, adalah hasil kekompokan mereka selama di lapangan. “Kalau tak ada saya, Christopher itu tak akan juarakan?” goda Ardila dengan senyum tertahan.
Kekompokan dua petenis itu pun diakui Pelatih Tenis Putri Indonesia, Deddy Tedjamukti, menurutnya pasangan ini serasi sekali di dalam lapangan. Menurut dia, Christopher pernah bercerita mengapa dia memilih Aldila pada ganda campuran tenis Indonesia di Asian Games 2018, sebabnya Aldila mempunyai kekuatan dalam menyerang. Sehingga Christopher terbantu sekali dalam penguasaan permainan.
“Christopher itu sudah matang secara mental dan tekhnis, dia banyak sekali mengikuti turnamen. Makanya dia tahu kriteria pasangan yang menguntungkannya,” ujar Deddy Tedjamukti.
Deddy juga menjelaskan, atas pilihan itu tentu Ardila sebagai atlet putri Indonesia dengan umur muda akan dapat belajar secara langsung dengan Christopher. “Kita maunya terjaga kekompakan mereka sampai Asian Games 2022 di Cina nanti,” lanjutnya.
Namun, dia tak berharap banyak dengan pasangan ini. Dia lebih berharap dengan pembibitan baru dan muncul generasi emas terbaru. “Tidak cuma mengandalkan mereka dong, kita harus ada pembibitan dan pematangan,” lanjutnya.
Dia juga berharap, petenis Indonesia banyak ikut berkompetisi baik dalam negeri ataupun luar negeri untuk melatih mental mereka. “Untuk pemerintah juga deh, penting mengikutkan kompetisi para atlet,” ujarnya.
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP-Pelti), Rildo Ananda Anwar, juga mengakui kekompakan Aldila dan Christopher. “Ke depan mereka harus banyak ikut turnamen di multi event bahkan grand slam,” ujar Rildo.
Dia juga memberi saran kepada pemerintah, supaya olahraga di Indonesia maju, maka Badan Usaha Milik Negera (BUMN) memiliki tanggung jawab atas perkembangan olahraga tertentu. “Contohlah bulu tangkis yang di dukung Djarum itu,” tegas Rildo.
AHMAD SUPARDI