TEMPO.CO, Jakarta - Atlet voli pantai Indonesia Mohammad Ashfiya mengatakan cabang olahraga voli pantai menjadi pilihannya dan tak akan berhenti selama masih dibutuhkan oleh tim nasional. Sejak awal ia sudah memastikan pilihan menjadi menjadi atlet voli pantai dan semakin terinspirasi untuk terus mengembangkan kemampuannya setelah ditempa oleh pelatih yang juga seniornya di voli pantai Koko Prasetyo.
"Saya dibesarkan di Sidoarjo, dan kebetulan pelatih tim nasional yang sekarang menjadi pelatih saya juga dari sana," kata Mohammad Ashfiya di Palembang, Selasa sore.
Pilihan atlet kelahiran Sidoarjo Jawa Timur tahun 1995 itu ternyata menghantarnya ke partai puncak Asian Games 2018 namun belum berhasil menembus kekuatan pemain Qatar Ahmed Janko / Cherif Y Samba yang meraih medali emas Asian Games 2018.
Pada ajang itu, Muhammad Ashfiya berpasangan dengan Ade Chandra Racmawan dua tahun lalu, dan sempat ganti pasangan. Bagi dirinya Ade Candra Rachmawan yang merupakan seniornya itu juga sebagai mentor di dalam maupun di di luar pertandingan.
"Mas Ade selalu mengingatkan untuk jaga kondisi, cukup tidur biar bisa latihan atau bertanding dengan fokus," kata atlet penyuka masakan gudeg Yogya itu.
Dalam menjaga kekompakan ia selalu jalin dengan dietnya itu. Tak hanya dalam bertanding namun juga melalui kegiatan santai, salah satunya nongkrong di kawasan Mallioboro Yogyakarta. "Kami berempat saling berkomunikasi dan menjaga kekompakan satu sama lain," kata Ashfiya.
Bagi dia, Asian Games 2018 kali ini merupakan pertama kali diikutinya, dan harus puas dengan medali perak setelah di final dikalahkan duet kuat Qatar dua set langsung 24-26, 21-17 di Arena Jakabaring Sport City Palembang Provinsi Sumatera Selatan.
