TEMPO.CO, Jakarta - Setelah dipertandingkan untuk pertama kalinya di Asian Games, pada Asian Games 2018 yang baru ditutup Ahad kemarin, 2 September 2018, pencak silat berharap bisa dilombakan di Olimpiade.
Bagaimana peluang pencak silat menembus pesta olahraga akbar sedunia itu? Majalah Tempo sempat menanyakan hal itu pada Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. Hasilnya disajikan dalam rubrik wawancara majalah tersebut untuk edisi 3 September 2018.
Berikut sebagian petikan dari wawancara itu:
Apa syarat sebuah cabang olahraga bisa dipertandingkan di Olimpiade?
Minimal ada 70 national Olympic committee yang dibentuk dan diakui pemerintahnya. Saat ini baru ada sekitar 56 national Olympic committee untuk pencak silat. Beberapa waktu lalu, saya sempat ke Rusia. Di sana ada national Olympic committee untuk pencak silat, tapi belum diakui pemerintahnya. Alasannya, belum memiliki dukungan dari sponsor sehingga belum ada kompetisi.
Jadi masih jauh perjalanan pencak silat untuk masuk Olimpiade….
Saya kira, kalau dikeroyok, tidak. Karena itu, dalam setiap kunjungan ke luar negeri, saya selalu membawa misi tersebut. Bahkan saya membawa pelatih pencak silat. Saya taruh di sana sebulan untuk melatih.
Dominasi Indonesia dalam cabang pencak silat di Asian Games mungkin membuat mereka enggan.. (melombakan lagi di Asian Games dan Olimpiade)
Ya, enggak apa-apa. Wong wushu dan taekwondo juga didominasi negara-negara tertentu. Kita pun tidak protes karena kita percaya kepada atlet ataupun wasit dan juri.
Catatan: Pencak silat, bersama bulu tangkis, bahkan dikabarkan terancam tercoret dari daftar cabang olahraga untuk SEA Games 2019 yang akan berlangsung di Filipina.
Apa upaya yang sudah ditempuh untuk memasukkan bulu tangkis dan pencak silat dalam SEA Games 2019?
Kami sudah menugasi Komite Olimpiade Indonesia agar berkomunikasi dengan Komite Olimpiade Filipina. Pemerintah pun tidak akan diam. Kami ingin mengabarkan kepada Filipina bahwa pencak silat harus dipertandingkan di SEA Games karena penyelenggaraan dan partisipasi pencak silat di Asian Games sukses. Bahwa ada yang menuduh terjadi permainan juri, toh, jurinya bukan dari Indonesia. Jika yang bertanding Indonesia dengan Filipina, tidak boleh ada juri yang berasal dari Indonesia dan Filipina. Jadi tidak beralasan kalau ada kecurigaan itu.
Anda sudah bertemu dengan Menteri Olahraga Filipina?
Belum, tapi pasti kami akan berkorespondensi. Seperti halnya kami berkorespondensi soal kelas 62 kilogram di cabang olahraga angkat besi, kelasnya Eko Yuli, yang hendak dicoret di Olimpiade. Kami juga bertemu dengan Menteri Olahraga Jepang dan meminta agar pencak silat bisa ekshibisi di Olimpiade Tokyo 2020.
Bagaimana responsnya?
Bagus. Beliau mengatakan, “Kami akan sampaikan kepada Perdana Menteri Abe.”
Simak wawancara Menpora Imam Nahrawi selengkapnya dalam Majalah Tempo edisi terbaru.