TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar, menyebut berbagai sanksi yang diberikan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI kepada timnya tidak mendasar dan sangat merugikan, bahkan dinilai tergesa-gesa. Ada dua hal yang dia soroti, yakni sanksi untuk tim yang diberikan Komdis tanpa dasar aturan yang jelas, serta sanksi pada pemain yang juga terkesan dibuat-buat.
Untuk sanksi bagi tim, Umuh menilai tak sesuai aturan. "Ini saya bilang sanksi yang tidak mendasar. Dasarnya dari mana mereka mengambil sanksi seperti ini?" ujar Umuh di Bandung, Rabu.
Ia juga mempertanyakan apakah PSSI sudah melaporkan berbagai peristiwa yang terjadi dalam laga Persija Jakarta vs Persib kepada FIFA atau belum. Investigasi yang dilakukan PSSI juga tak luput dari pertanyaannya. "Ini kan tergesa-gesa, aneh kan. Ini harus ada kejelasan dulu," kata Umuh.
Harusnya, kata dia, berbagai pihak terkait dipanggil satu per satu oleh Komdis PSSI sebelum mengambil keputusan.
Hukuman yang diberikan PSSI tak sesuai aturan yang hanya mengatur hal-hal yang terjadi dalam stadion. Persitiwa pengeroyokan sendiri terjadi adalah di luar stadion, sehingga itu bukan kewenangan panitia pelaksana pertandingan maupun manajemen Persib.
"Saya tidak akan menolong dan membela pelaku (pengeroyokan), saya juga mengutuk. Itu sangat tidak baik sampai menghilangkan nyawa. Tapi, kita juga harus tahu, itu kan di luar, di ring tiga, itu bukan ranah panpel, bukan ranah Persib," ujar Umuh.
Umuh menilai hukuman yang dijatuhkan untuk Persib sebagai salah satu cara untuk menghancurkan klub tersebut. "Carilah keadilan yang benar. Jangan karena nafsu, jangan karena inginnya menghancurkan Persib, saking nafsunya untuk membubarkan Persib, sehingga diberikan sanksi seperti ini," katanya.
Menyinggung insiden pengeroyokan berujung meninggalnya suporter Persija, Haringga Sirila, Umuh ikut menyesalkannya. Bahkan, ia mengutuk peristiwa buruk tersebut.
Persib disanksi oleh PSSI akibat beberapa kejadian saat laga Persib vs Persija pada 23 September lalu. Salah satunya, Persib harus bermain laga kandang di luar Pulau Jawa dan tidak boleh disaksikan suporternya hingga akhir musim kompetisi Liga 1 Indonesia 2018.
Sanksi tanpa penonton juga berlaku di kompetisi musim depan hingga separuh musim pertama. Panitia pelaksana Persib pun tak lepas dari hukuman. Mereka disanksi tidak boleh aktif dalam kegiatan penyelenggaraan sepak bola selama dua tahun.
Selain itu, ada sanksi kepada pemain Persib yang dinilai di luar batas. Beberapa di antaranya diberikan sanksi larangan bermain dua hingga lima kali, yaitu Bojan Malisic, Ezechiel Ndouassel, dan Jonathan Bauman.
Umuh pun heran dengan sanksi kepada para pemainnya. Padahal, di lapangan ada wasit yang jadi pengadil saat pertandingan. Tapi, tidak ada pelanggaran di mata wasit yang berujung kartu merah.
"Kalau benar seperti itu (melakukan pelanggaran berat) langsung kartu merah (seharusnya oleh wasit). Di situ juga ada wasit cadangan, hakim garis, kok kenapa tidak langsung dikartu merah di lapangan. Ini rekayasa," katanya.
Sementara terkait banding yang akan diajukan atas berbagai sanksi tersebut, menurutnya sedang dalam proses. Jika tidak ada kendala, Persib akan mengirimkannya Rabu ini kepada Komdis PSSI.